Kamis, 30 Januari 2014

cerpen, judul : Tulip Merah 2

***

Mm, kalo Rasya itu orang Singapure pindah ke Indonesia sejak dia kelas 1 SMP. Orangnya ganteng, tinggi, putih, romantis juga sama kaya pacarnya itu si Shelo. Alisnya itu loh yang tebel, gayanya simpel, ah pokonya mirip deh sifat-sifatnya sama si Shelo. Emang jodoh kali ye? Dia tinggal sama tante dan om-nya disini, nyokap-nya sih tetep ada di Singapore. Cuma dia aja yang pengen tinggal di indonesia sama tantenya walau sebenernya engga diizinin sama momy-nya itu..
***
“momy, i want life in indonesia with uncle and aunt” kata Rasya
“why?” momy-nyamenjawab heran
“i don’t know? But i must life in Indonesia”
“not. I not belive you Rasya.. ”
“oh momy.. please mom...”
Dan begitulah seterusnya gombal Rasya keluar hingga akhirnya momy-nya itu mengizinkan-nya untuk tinggal di Indonesia dengan ancaman-nya yang katanya “i will die if i not life in Indonesia” sebenarnya agak aneh sih dengan ancaman itu momy-nya langsung mengizinkan-nya untuk tinggal di Indonesia, mungkin bukan itu yang membuat momy-nya mengizinkan-nya. Bisa saja sudah capek dia mendengar rayuan gombal anak-nya itu yang terus merengek. Berisik yang menurutnya risih.
***
Rasya sebenarnya tipe cowok yang suka bikin pesta.. dan kebetulan akhir-akhir ini dia emang udah ulang tahun. Yap betul, pada 01 Januari umur-nya akan genap 17 tahun. Terlalu tua sih untuk anak kelas 3 SMA. Kalo Shela sih udah kelewat.. ultahnya tanggal 24 agustus. Shelo 23 juni. Ingrit 26 july. Vino 29 februari. Ssigma 27 april. Alhasil, voting menunjukan bahwa Rasya lah yang paling tua.. haha.. dan tahun ini adalah tahun seventeen-nya mereka. Patut dirayakan.
***
“Shela, di birhday party ini gue pengen lo tampil beda. Gue ga minta lu tambah rempong dengan apapun itu baju dansa atau gaun lah.. tapi buat gue liat lo lebih dari siapa lo di masalalu Shel. seventeen-nya Rasya berarti seventeen-nya kita semua. Dan gue juga pengen lo berubah di mana masa manja lo harus bener-bener lenyap”
Itu sehelai surat paling membingung-kan buat Shela yang artinya dia harus bener-bener berfikir untuk apa yg bakal dia lakuin tuk selir hati-nya itu. Entah apa yang ada dipikiran-nya tentang surat Ssigma itu.. yang harus dilakukan-nya adalah bertanya sama bunda-nya.
Shela S,S: gue tanya bunda ahh, abisnya dia ngebingungin mulu
“bunda, aku pengen tutup aurat kaya bunda. Tapi aku belom siap tanggung resiko dan amanat-amanat berat-nya bun” sambil menunduk malu, seakan dia ingin menutup aurat-nya demi seorang Ssigma.
“subhanallah.. apa yang niat untuk menutup aurat mu nak?” sungguh pertanya-an yang sulit untuk dipertanggung jawab-kan pula bagi Shela.
“aku memiliki niat ini sudah lama bun, hanya saja dulu aku mengurungkan-nya karna belum siap. Tapi akhir-akhir ini aku telah melanggar perintah bunda untuk tidak mencintai seseorang yang sangat berpengaruh dalam perubahan-ku bunda. Mau sikap-ku atau pun mungkin khimar itu.. ” sambil menunduk dengan rasa malu dan gemetar takut dimarahi Shela menjawab pertanyaan bunda-nya dengan jujur.
“kamu telah dewasa, walau mungkin belum sedewasa temen-temen kamu. Orang dewasa itu mampu menentukan pilihan terbaik buat-nya sendiri. Cinta emang sangat berpengaruh buat siapa pun. Tapi bunda mohon nak, urungkan niat-mu jika menutup aurat-mu hanya karna cinta pada lawan jenis, itu haram nak. Coba kamu rubah niat-mu. Rubah niat-mu menjadi niat karna cinta pada Allah SWT. Untuk meminta ridho-nya.” Bahas bunda-nya meyakinkan-nya. Dan Shela menjatuhkan satu bulir lagi air mata-nya di depan bunda-nya yang terperanjah langsung merangkul-nya. Seakan ini air mata bahagia dari-nya dan dari bunda-nya.
Malam minggu, 08 september 2014...
Shela S,S: gue yakin dengan perubahan ini. Semuanya karna ALLAH.
Shelo Grittelo: dinner bareng Rasya Andresmaly. Semoga so sweet
Ingritello Messy: terpaksa berubah demi ngilangin ke-tomboyan gue. Gue bisa.
          “hei twins berangkat yuk..” usul Ingrit yang tak sabar untuk memperlihat-kan ke-anggunan-nya. Hari ini Ingrit bukan Ingrit yang tomboy lagi, dia berubah 380% menjadi wanita tak setengah-setengah dengan haighilss putih dan dress se-matakaki warna hitam dibalut sabuk putih ditengah-nya dengan kepala sabuk kupu-kupu warna putih berkilau. Tidak lek-bong tapi kerah biasa seperti tang-top dan dihiasi pula dengan kalung kupu-kupu permata berkilau pemberian mama-nya yang baru kali ini dia pakai. Juga dengan gelang permata simpel dan kipas berbulu angsa warna hitam-putih. Dan ke-anggunan-nya ditambah dengan gaya rambut yang di lipat bebas namun rapi dan mempesona terlihat-nya. Ditambah bulu hias cantik warna hitam-putih sebagai pengikat rambutnya itu. Sangat serasi dengan gaya berjalan-nya yang tak lagi egang.
“verry amazing Ingrit. You differnt in this night?” sapa kagum Shelo.
“thank’s, ini juga karna bantuan lo kan?” dia menjawab-nya dengan senyum-an simpul di bibil mungil-nya dengan sangat anggun. Benar-benar anggun dibanding sebelum-nya.
“dan lo yakin Shela? Gue bangga. Lo lebih cantik dan sempurna bagi gue.” Tanya Shelo terperangah. Shelo memakai gaun dress se-lutut berwarna krem dengan renda yang mengembang sempurna di setengah lengan-nya dan garis-garis renda sedang berwarna coklat muda yang melilit-lilit di dress-nya. Sangat serasi dengan dompet persegi panjang warna coklat muda dan haighills-nya yang berwarna coklat muda juga. Tak kalah anggun dari Ingrit, Shelo memamer-kan rambut ikal ngembang-nya yang digerai itu dan ia tempatkan di depan pundak sebelah-nya lagi yang tak ber-renda itu.
“insyaallah grit gue yakin karna Allah” jawab Shela kalem. Sambil berangkat menuju gang rumah-nya Rasya. Dia sengaja untuk pergi bersama Shelo dan Ingrit. Dan tidak melewati rumah Ssigma. Karna dia takut perubahan-nya beralih pada seorang Ssigma yang belum terlihat batang hidung-nya itu malam ini.
Dan yang lebih amazing..
Shela, Shelo, dan Ingrit sampe didepan rumah-nya Rasya yang telihat biasa-biasa saja bila dibandingkan dengan melihat dalam taman rumah-nya yang dirancang sangat romantis dan elegan. Diatas rerumputan rapih itu ada 3 meja (Rasya emang Cuma ngundang the genk-nya doang) kaca berbentuk persegi dan masing-masing meja disimpan 2 bangku putih bersih yang empuk saling berhadapan dan desain isi masing-masing meja itu beda-beda. Sesuai kriteria para masing-masing lelaki dan pasangan-nya yang emang engga tau apa-apa. Para lelaki sudah duduk berkumpul di atas bangku taman yang agak panjang yang berdiri dipinggir pohon berukuran 2 meter dengan lampu-lampu hias menggantung yang elegan dan memuncul-kan warna merah, kuning, hijau dan biru.
Rasya memulai memberanikan diri menjemput Shelo yang masih tercengang melihat suasana taman dan lilin-lilin diatas kolam renang. Dengan celana krem dan kemeja coklat dibalut jas warna krem dan dasi wrna krem belang-belang coklat. Sepatu-nya coklat pula sangat serasi dengan Shelo yang juga serba coklat dan krem.
“good evening my prety girl? You very special in my special day” sapa dan rayu Rasya
“good evening too my handsome boyfriend” balas Shelo denga rayuan-nya.
 “Please put your finger on my hand. And follow me” ajak dan rayu Rasya. Vino mengikuti, dia takluk melihat Ingrit tomboy-nya itu menjadi se-anggun ini. Dan Inggrit pun takjub melihat Vino yang terlihat lebih gagah dari hari hari biasanya.
“elo beda grit malem ini. Lo mau duduk sama gue disana tuh”  usul-nya pada Ingrit sambil menunjuk meja dekat tempat makanan dan minuman ditaruh. Yang diatas-nya tersimpan vas bunga dengan bunga mawar putih yang masih sangat gress, dan menu makanan yang berupa: salad dengan mayonice dan steak daging sapi 2. Dan juice alpukat 2. Selera mereka emang sama daridulu.
“oke ayo.” Senyum simpul Ingrit seakan meng-iya-kan tawaran cowok bercelana jeans dan kemeja garis-garis hitamputih-nya dengan jam tangan wateresistant putih ber-permata disekujur angka-nya dengan rambut ikal mulai panjang-nya yang dikuncir asal.
Berbeda dengan Ssigma, laki-laki ini masih diam di tempat-nya. Seakan tak mau menjemput bidadari yang sebenar-nya ia nantikan sejak 2 jam yang lalu. Dia malah masih duduk mengadukan siku dan lutut-nya. Dan mengadukan pula kedua genggaman tangan-nya ke dagu-nya. Dengan celana levis warna putih-nya dan baju kemeja biru dengan garis-garis putih elegan-nya dan jam tangan sama-an dengan Vino. Terlalu tampanlah dengan dibumbui pula oleh kulit putih-nya, juga hidung yang mancung, bibir merah muda yang pas dengan alis tebal, mata tajam dan kacamata hitam kebanggaan-nya itu. Juga rambut yang diacak tapi menggoda. Dia memberi senyum simpul pada wanita di sebrang-nya. Yang mulai menghampiri-nya.
Dasar cowok engga tau diri pikirnya. Masa cewe yang nyamperin? Emang aneh kadang-kadang cowok ini. “heh mata empat, mana meja lo?” tanya Shela sambil mereda emosi-nya.
“meja apa?”
Shela S,S: iiihhh cowok ini sok polos banget sih.
“tuh kaya meja-nya mereka” Shela menunjuk ke meja Rasya dan Shelo yang diatas-nya disimpan sebuah lilin dalam gelas dan 2 buah juice strawberry dan spagethy yang sudah mulai kering disapa angin.
“gaada, gue engga bikin”
“terus yang itu buat siapa?” jawab Shela polos sambil menunjuk satu meja kosong dengan bunga tulip merah segar diadalam vas-nya yang berwarna bening juga.
“ohh, itu buat tante-nya si bule sama om-nya”
“ohh. Tapi ada tulip-nya..” jawab-nya cembetut sambil membenarkan pasmina biru muda dibalut ninja putih dan disimpan bunga warna putih-biru di patokan berkumpul-nya pasmina yang bunda-nya lilit-kan. Dan tanpa disadari, lelaki didepan-nya itu memperhatikan gaun mega mendung biru lek-bong-nya dengan baju mangset putih dan jam tangan waterresistan biru-putih-nya juga dan kalung mutiara bunda-nya yang memperanggun-nya itu. Dan sampai ke ujung kaki yang dibalut haighills putih-nya juga diperhatikan oleh lelaki itu.
“duduk sini, gue mau ngomong” ajak Ssigma. Yang emang itu yang ditunggu-tunggu Shela. Dipersilahkan duduk.
“dari tadi kek! Nyamperin engga, nyuruh duduk juga engga, lagian dipinggir kolam gini sih tempat duduk lo disimpen-nya. Gaada posisi lain apa?”
“masi mending gue ajak duduk. Eh duduk-nya engga usah deket-deket bukan muhrim”
“ihh, siapa juga yang mau duduk dempetan sama lo? Entar parfum lo yang kamseupay itu meranjah parfum gue lagi.”
“suka-suka gue”
“iya iya.. tadi mau ngomong jadi engga?”
“engga”
“ihhh apaan sih.. gue penasaran tau, elo sih udah janjiin mau ngomong.”
“baru kali ini gue liat lo pake kerudung. Pake kerudung udah solat belom lo?”
“kenapa? Cantik yaa? Udah dong” cewe ini emang suka ke-geeran.
“dih narsis amat lo. Pede. Mau sampe kapan pake kerudung?”
“insyaallah selama-nya”
“niat-nya bukan karna gue kan?”
“dihhh njs banget sama-nya narsis lo. Engga lah. Ikhlas gue Ma. Demi ALLAH ikhlas. Gue shalat ikhlas. Gue zakat ikhlas. Gue sayang sama lo juga ikhlas. Kata guru agama ikhlas itu: menjalankan ibadah tan...” belum saja ia lanjut bicara, Ssigma udah membekam mulutu mungil-nya itu dengan telunjuk-nya.
Shela S,S: upss gue keceplosan bundaa...
“jangan bikin status mulu. Numpuk nanti di dinding gue. lo keceplosan apa tadi?” tanya-nya menyadarkan kelugu-an Shela yang emang sedang mengirim-kan status-nya ke dunia facebook.
***
Satu lagi setelah Rasya.. gue belom bahas Ssigma..
Ssigma itu nyokap-nya di Belanda, dan apa-nya di garut. Biasa-lah brokenhome. Mama sama apa-nya cerai pas dia umur 7 taun. Waktu itu kaka cewe-nya umur 10 taun. Tapi dia ikut mama-nya ke Belanda.
***
“oke sekarang kita resmi cerai. I’m want my childrens.” Kata mama Ssigma dengan logat Indonesia-nya yang emang belom terlalu fasih.
“eh hente bisa, ini anak anak gue juga. Jadi saya berhak ngasuh titipan dari Allah. Enak aja anak gue mau diembat semua”  tempas bapa-nya Ssigma denga logat sunda-indonesia-nya.
“yaudah deh, anda bawa saja anak kebangga-an anda si Ssigma van fazgie Laatansa itu. Dan gue bawa anak kesayangan gue si Gienara van dhudhel laatansa” jawab-nya yakin. Seraya keluar dari pengadilan agama kota Garut.
“apa, mama kenapa cerai?” tanya polos Gien.
“sudah engga cocok.” Jawab mama-nya singkat. Mama-nya lah pewaris genetik jutek pada Ssigma. Dan apa-nya-lah pewaris genetik ibadah Ssigma. Berkat rawatan-nya-lah Ssigma jadi rajin dalam beribadah. Dan hafalan Ssigma adalah juz amma’ dan surah Al-mulk, Ar-Rahman, Yasiin, dan An-nisa. Tapi sayang.. dengan seiring waktu bermain Ssigma, dia agak-agak kurang hafal Surat An-Nisa-nya.
“Ssigma sini sama apa, salim dulu sama mama kamu sana. Dia mau pulang ke Belanda” suruh apa-nya.
“mama, mama harus janji buat temuin Ssigma lagi nanti. Kalo engga Ssigma yang bakal ke Belanda nyari mama. Tunggu Ssigma di kookenhof nanti ya ma.” Ucap Ssigma polos dan membuat air mata mama-nya itu jatuh satu persatu.
“iya sayang, mama bakal ketemu Ssigma lagi ko.” Jawab mama-nya getir sambil memeluk dan menciumi wajah anak-nya itu.
“teh Gien, Ssigma sayang sama teteh” ucapnya datar. Walau sebenarnya dalam hati-nya nyesek.
“teteh juga sayang sama Ssigma..” ucap-nya sambil memeluk adik tersayang satu-satu-nya itu.
“apa.. Gien pergi dulu sama mama. Apa hati-hati di Garut. Nanti kalo udah gede Gien kesini lagi ko pa. Jagain Nara ya apa. Kawinin aja sama faqi” Ucap Gien sambil mengurai air mata-nya.
“iya Gien. Papa tunggu Gien. Papa sayang ko sama Gien. Nanti  papa jaga kambing Gien sampe punya anak banyak sama si faqi” jawab apa-nya dengan mata yang memerah lebam karna kekurangan tidur.
***
Sampe suatu saat emang Ssigma pergi ke Belanda untuk bertemu dengan mama dan kaka ter-sayang-nya.
***
“mama... kata-nya mama mau ketemu sama Ssigma? Kata-nya teteh juga mau ke Garut lagi. Eh malah engga.” tanya Ssigma di kookenhof saat dia telah menemui mama-nya di alamat yang mama-nya tulis sebelum berangkat ke Belanda.
“Ssigma, kamu sudah besar? Ini Ssigma? Mama tidak nyangka.” Tanya balik mama-nya yang terperangah melihat Ssigma kecil-nya yang sudah dewasa dengan wajah berseri karna siraman air wudhu itu.
“iya ini Ssigma mama. Mama kemana aja? teteh mana?” tanya Ssigma.
“Gien ke Amerika dibawa suami-nya. Dia bekerja juga disana. Nih surat yang dulu gien tulis buat Ssigma. Tapi belom mama sampai-kan. Mama takut Ssigma jadi kangen lagi sama Gien sama mama disini” jawab mama-nya singkat seraya menyodor-kan 5 surat dari teteh-nya itu.
------------lembar pertama
26-06-2009
Ssigma.. teteh sama mama baik baik aja disini. Kamu gimana kabar-nya? Teteh kangen tau. teteh juga kangen banget sama Shela sama Shelo. Teteh pengen maen ke Karawang sama ke Garut lagi. Salam buat Shela sama Shelo dari teteh gituh yah. Kangen banget teteh sama Shela sama Shelo, sama apa dan kamu juga atuh.. J
-------------lembar ke-dua
11-01-2010
Tanggal-nya cantik yah. Kamutuh kemana aja Ssigma? Engga pernah bales surat-surat dari teteh. Maaf teteh belom bisa dateng ke karawang. Belom bisa nemuin apa sama kamu. Gimana kabar kamu, apa, Shela sama Shelo? Baik kan? Aduh teteh mulai lupa bahasa garut euy.. hehe teteh minta nomer hp kamu atuh. Biar engga usah surat-surat-an. Kita Sms-n aja yuk
Teteh nitip Shela sama Shelo yah.. awas aja kalo mereka kamu apa-apa-in. Teteh cubit kamu.
-------------lembar ke-tiga
29-09-2011
Ah teteh mah cape ngirim surat ke kamu teh engga di bales bales melulu. Teteh beli bunga tulip kesukaan Shela nih.. tadi-nya mau teteh kirim ke Indonesia buat Shela. Tapi teteh pikir surat teteh aja engga kamu bales-bales. Ntar kalo kirim bunga malah engga nyampe lagi mahal-mahal teh. Gimana apa sama kamu cageur? Gimana Shela sama Shelo? Mereka udah gede ya? Kumaha cantik tidak? Ah teteh mah percaya mereka mah pada cantik yah? Kamu juga tambah ganteng kaya-nya yah.... haha
--------------lembar ke-empat
27-04-2013
HAPPY BIRTHDAY SSIGMA SAYANGG...
Seventeen yah??? Aduh teteh pengen kirim kamu kado tapi takut engga nyampe kata mama.. yaudah deh surat aja kirimnya yah. Hehe
Salam buat apa, Shela, sama Shelo yah. Kangen banget sama cerewet-nya, ketawa-nya, dan cempreng-nya Shela ey teteh mah.. kangen juga sama mata sipit-nya Shelo. Teteh juga pengen berantem lagi sama kamu. Udah lama engga berantem. Haha
--------------lembar ke-lima
24-08-2017
Ssigma. teteh minta do’a restu. Teteh mau nikah sama Francisco orang Amrick. Bos teteh dia tuh.. kamu makin dewasa. Susul teteh nikah yah. Kalo kamu mau nikah. Teteh kasih tau dong. Insyaallah kalo dikasih tau teteh bakal pulang ke Indonesia sama mamah.
Surat itu berakhir dengan satu tetes air mata Ssigma. Ya, hanya satu tetes. Dia jarang sekali menangis. Bahkan tergolong tidak pernah. Seakan dia tak mau pergi dari Belanda. Hanya untuk menunggu kedatangan teteh tersayang-nya itu.
“mama sapa siapa saja disini?”
“sepeninggalan teteh-mu ke Amerika 3 tahun lalu. Mama selalu diem di sini bersama paman-mu” jawab-nya tak kalah singkat dengan pertanyaan Ssigma.
“uncle van lewis?”
“iya. kapan kamu menikah?” tanya-nya balik. Dengan rambut sebahu yang di-cat merah berkilau untuk menutupi rambut-rambut putih yang mulai menyingkirkan rambut-rambut yang hitam wanita tinggi kurus paruh baya itu.
“Ssigma ke sini buat minta restu dari mama. Pulang dari Belanda Ssigma mau nikah sama perempuan cantik luar dalem ma. Ssigma cinta sama dia. Dan gak mau sia-sia-in cinta Ssigma sama dia kaya mama sama apa. Apa titip salam kata-nya ma.”
“amazing. You my the best childern Ssigma. Kamu harus lebih baik dari mama sama apa-mu itu. Kenapa engga dibawa kesini?”
“iya ma. dia engga mau ikut ma. Katanya dia gamau ninggalin bunda-nya. Dia takut sehabis pulang dari Belanda dia engga bakal ketemu lagi sama bunda-nya. Padahal udah aku bujuk”
“ohh, ya sudahlah taapa. Titip salam mama buat dia. Siapa namanya?”
“Shela Shofie Sigia.”
“nama-nya cantik”
“se-cantik orang-nya ma. Dia suka tulip yang itu. Beli bunga tulip buat mas kawin dimana ma?” jawab Ssigma sambil merangkul mama-nya dan menunjuk ke-arah salah satu bunga tulip berwarna merah pekat.
“ayo ikut mama.” Ajak mama-nya. Tapi tak lama sms dari Vino masuk..
Ma, Shela koma.
Balas: diem ah lo, gue lagi sama nyokap nih. Jangan becanda. Gue mau beli Tulip dulu buat Shela. Bye.
Ssigma emang tak mau percaya akan sms palsu pikir-nya dari Vino tukang ngibul itu. Handphone-nya langsung di slient karna tak mau diganggu oleh teman menyebalkan-nya itu.
Ssigma Handsome: beli tulip merah buat Shela...
-----
Tapi di-lain tempat..
Ingrit duduk menunggui bunda-nya Shela yang sejak 15 menit yang lalu tak sadar-kan diri diatas ranjang yang kriteria-nya sama dengan tempat Shela dibaring-kan dengan infus-an yang tergantung dan selang pembantu alat pernafasan yang sudah 2 kali ganti oksigen karna sudah 2 hari Shela diam entah tertidur atau yang lebih tepat-nya lagi sedang ter-ninabobo-i oleh bakteri penyebab kanker yang jumlah-nya entah berapa hingga telah menyebabkan jumlah stadium 4 pada penderita kanker otak seperti Shela. Entah sejak kapan ia mengidap-nya. Ia memang tak sering mengeluh dan merasakan sakit. Dia tipe orang tegar. Dia tak pernah bilang dia selalu pusing jika masalah datang menghampiri-nya. Bahkan inilah bukti nyata bahwa dia menderita kanker otak stadium 4. Kasihan ia, telah terwarisi penyakit dari ayah-nya itu.
   Shelo duduk diam tak bergeming diatas kursi sambil menatap wajah imut-imut kembaran nama-nya itu. Tanpa sedikit-pun berfikir akan menelepon atau meng-sms Ssigma yang sedang di benua Eropa sana.
“hai Shelo.. gue bawain nih aer putih buat lo. Lo pasti haus” suguh Rasya. Disini memang hanya ada air putih dalam galon Aqua saja.
---------------------tak ada jawaban.
“Shelo, lo mau minum?”  tanya Rasya
---------------------tak ada jawaban.
“minum yuk sayang...” bujuk Rasya
----------------------tak ada jawaban.
“ayodong cantik diminum dulu..” rayu Rasya.
----------------------tak ada jawaban.
“kalo elo gini terus, selama 1 hari. Mau pingsan juga kaya tante Syifa (mama-nya Shela)?”
---------------------tak ada jawaban.
“minum yuk, nanti elo dehidrasi. Aer mata udah keluar kan semalem. Masa elo gamau isi lagi biar aer yang lo keluarin itu tergantiin. Kalo elo sakit Shela juga sedih nanti”
“engga mau. Shela sakit ya gue juga sakit. Gue engga mau dia diem aja gitu. Gue engga mau dia tidur. Gue engga mau dia gak ngomong. Gue mau dia ketawa lagi. Gue mau dia ngomong lagi. Gue mau dia yang dulu. Gue engga mauu....” jawab Shelo dilanjutkan dengan teriakan histeris, tangis dahsyat yang baru Rasya, Vino, dan Ingrit dengar dan pecahan gelas yang ia senggol dari tangan Rasya. Rasya langsung merangkul Shelo dan menggenggam tangan Shelo erat agar ia tak berkutik. Membuat semua-nya terkejut dan membuat pula suster datang dan menenang-kan Shelo diluar ruang ICU tempat Shela membaring-kan tubuh-nya yang telah lama tak bemain harapan bersama Ssigma dan 4 teman-nya yang lain. Setelah tangis-nya tak nyaring lagi. Ternyata dia pingsan menyusul tante Syifa.
2 hari kemudian...
Vino sibuk meng.sms dan menelpon Ssigma yang sejak awal ia sms tak pernah di balas. Ia telpon pun tak aktiv nomer-nya. Kemana si berengsek itu menurut-nya. Tunangan-nya koma juga tidak ia hiraukan. Bocah bodoh tengik. Dasar Ssigma bego. Ceroboh pikir-nya.
“Shell shella, Shela bangun. Tante liat Shela bangun” bisik Shelo diruang ICU pd dinding-dinding ruangan itu sehingga ter-pantul-kan lewat udara. Refleks semua yang ada diruangan tersebut mengerumuni raga Shela yang masih melemah..
“jangan dulu diajak bicara. Biar dia yang memulai” kata dokter nani yang datang tidak tiba-tiba. Dia dipanggil oleh Vino yang sepertinya beralih provesi menjadi ahli tukang telekomunikasi semenjak masuk-nya Shela ke ICU ini.
“bunda.. bun..” cari Shela dengan getir membuat siapapun yang dipanggil nama-nya menetes-kan air mata entah getir mendengar-nya bicara atau tangis bahagia karna diri-nya telah membuka mata kembali.
“iya sayang bunda disini.. bunda disini..” jawab bunda-nya rapuh.
“aku ingin pulpen dan diary-ku bunda..” tak ada yang mengetahui bahwa seorang Shela yang sangat terbuka dengan sahabat-sahabat-nya itu masih memiliki rahasia yang ia sembunyi-kan dalam diary tersebut kecuali bunda-nya. Karna memang ia yang membeli diary itu sebagai kado seventeen untuk-nya. Sayang kalau tak dipakai menurut-nya. Bunda-nya pun bahkan tidak tahu seluruh isi diary ber-wallpaper bunga tulip merah itu. Hanya saja bunda-nya tau semua-nya setelah dia masuk ICU setelah menulis dalam buku tersebut.
“sebentar yah sayang bunda ambil-kan” jawab bunda-nya. Sementara bunda-nya pergi..
“Shelo, Rasya.. happy wedding.. semoga kalian bahagia ya nanti.. gue pasti ada ko pas elo wedding.” Seakan semangat hidup-nya muncul lagi. “Inget, kalian itu udah tunangan. Jangan selingkuh Sya.. jagain kembaran gue. Lo beruntung banget dikasi takdir buat kawin sama temen kecil gue ini Sya.. dan Vino.. Ingrit.. congratt yaa.. kalian juga jodoh ternyata. Haha, semua-nya engga tau takdir Allah kaya gimana. Bukkti-nya Shelo aja yang benci sama Rasya jadi kan? Elo juga Grit. Ga nyangka banget kan elo bakal kawin sama cowok ininih.. haha. Dan kalian, engga nyangka juga kan gue bakal begini?” dewasa-nya keluar. Ceria sekali tampak-nya wanita berkerudung ini yang baru saja sadar dari pingsan 3 hari-nya. Terlihat bahagia bisa melek dan tertawa lagi. Namun tak ada yang tau kelebam-an hati-nya yang sakit karna tak ada Ssigma disini..
“mana bun?” lanjutnya bicara karna tak ada yang menjawab ucapan selamat-nya pda sahabat-sahabat-nya itu.
“nih sayang. Hati hati, bisa engga?” tanya bunda-nya seraya memberikan diary dan bolpoint pada Shela dan langsung Shela men-iya-kan dan menulis dalam diary-nya.
“maaf sebentar. Saya akan ke ruangan sebelah dulu. Karna ada pasien yang baru saja kecelakaan dan mengalami kebutaan dan jantung bocor. Bisa digantikan dahulu oleh suster kepercayaan saya ini” ucap dokter terburu-buru setelah menerima telepon dari salah satu bawahan-nya. Dokter di rumah sakit ini memang istimewa. Selain ia bisa mengatasi kanker, ia juga multitalenta dan bisa sekaligus menjadi dokter ahli organ dalam.
“oh iya dok tidak apa-apa” jawab Rasya yang memang tidak bisa menangis. Dan hanya dia yang tegar disini. Vino? Ah dia kelaut. Dia udah netes tuh tanda ke-pria-an-nya. Dokter keluar ruang ICU.
-----
“Mama, Ssigma disini 3 minggu aja yah. Kasian Shela disana pasti kangen sama Ssigma. Hehehe... lagian Ssigma juga khawatir sama dia. Entar kelamaan engga jadi lagi kawin-nya ma..” usul-nya sambil tertawa. Antisipasi agar mama-nya tak marah juga.
                                                          ***
Akhirnya pun kisah cinta Shelo dan Rasya berakhir di pelaminan.
***
“happy hanimun yaa.. semoga hubungan kalian baik-baik aja sampe nene nene kake kake. Haha.. amin” do’a Vino pada kedua mempelai yang sedari tadi berdiri menyalami masyarakat yang mereka kenal satu persatu. Ribetnya disertai gaun putih bersih Shelo yang mengangsar 10 cm di karpet merah seperti duplikasi dari gaun kitte midelton dan sanggul kecil yang ramai dengan bunga dan mahkota berlian kecil juga kalung berbentuk mahkota berlian yang tergantung indah di dada putih Shelo sebagai salah satu mas kawin dari Rasya dan yang terindah adalah cincin emas putih murni 24 karat yang melingkar serasi di jari manis Shelo dan Rasya. Dan sepatu ber-hakk yang tingginya hanya 4 cm.
“haha, iya makasi Vina.. cepet nyusul tuh ama your baby” jawab Rasya dan tawa bahagia Shelo mengembang di bibir merah-nya sambil melirik ke arah Ingrit yang senyum senyum sendiri melihat ledekan Rasya.
“heh malah senyum-senyum sendiri lo ngrit.
“semoga dia melihat dari atas sana.. semoga dia tau..”
“hey, happy wedding Shelo.. tante datang bersama surat ini..”
“tante.. gimana kabarnya? Satu tahun lalu aku ga ketemu tante. Tante pindah gak bilang bilang pula.. aku udah anggep tante bunda aku sendiri, dan aku mengerti. Semua ada dalam campur tangan tuhan.”
“sudahlah, telah berlalu sayang.tante juga sayang kamu. Kalau rindu tante pasti kunjungi kamu ko.. jangan khawatir” hibur wanita paruh baya itu.
***
Vino malah menikah dengan Ingrit 1 bulan setelah pernikahan Shelo dan Rasya.
***
Klik klik klik. Bunyi deretan kamera memotret suasana sederhana tapi elegan di dalam gedung alamsari itu. Para photografer pun berhasil me-memorykan senyum bahagia mereka. Juga si pemilik wajah anggun itu yang bertudungkan konde elegan dengan bunga putih yang mengelilinginya. Bersama rasya, shelo, dan ssigma mereka memasang potret penuh bahagia namun menyimpan sedikit duka di hari pernikahannya itu. Vino dan inggrit berbahagia setelah 2 cincin yang sama terpasang di di masing-masing jari manis mereka.
“congrat yaa.. ternyata, gausah cari yang jauh juga buat jodoh. Yang deket pun jadi kan?? hehe” cengenges rasya
“haha iya sya, Tuhan akan beri yang sebanding dengan kita. Tuhan tau apa yang terbaik buat kita. Pasti, Tuhan pasti mendengar keinginan kita. Dan jika Tuhan menginginkan sesuatu, maka ‘kun fayakun=jadi maka jadilah’ iya kan? ” seolah Ingrit mendamba Shela ada saat mereka tertawa dan berbahagia hari ini.
***
Tapi Ssigma berbeda, dia kehilangan jiwa eloknya yang pergi tanpa pamit. Dia bersama Shinta menyalami Ingrit dan Vino dengan mata masih meredam luka 3 bulan lalu..
“hei.. 1 bulan lagii tinggal kalian..:) ” ledek Shelo pada Ssigma dan Shinta.. dan Shinta tersipu malu..
***
Riak air mata di ranah itu dipandangi Ssigma, tak peduli ia akan dikata lemah. Yang pasti ia terpukul tapi bukan karna ia kehilangan sosok puan itu, tapi ia terpukul karna telah kehilangan lebih dari ribuan sel cinta untuknya yang ada pada jiwa puan itu. Dan disaat puan itu memilihnya untuk jadi 1 kontak mata yang berpapasan untuk yang terakhir kalinya, ia malah sedang ada di ranah lain.
“Ssigma, ada ribuan derita yang harus kamu baca.. miliknya, ini” ucap bunda Shela lirih sambil memberikan diary kecil dengan tebal kurang lebih 5 cm dan sampul biru tua yang ditengahnya diberi ulasan warna merah membentuk bunga kesukaan pemiliknya.
“makasi, hmm.. bunda” jawabnya dengan isak seraya mengambil alih diary keramat itu.
Satu persatu halamannya ia buka, dan baca.. dan dilembar inilah Ssigma terurai..
Ya allah, aku ini milikmu.. mungkinkah kanker otak ini yang akan mengantarku kembali padamu? Aku selalu bahagia, asal orang-orang tersayangku tidak juga merasakan kepedihan ini J. Selamat malam.
Demi Kau aku katakan bahwa derita ini semakin menjadi.. aku sakit.. sangat sakit.. apa aku harus tutupi ini seperti aku menutupi kehormatanku? Butuh berapa lama aku tertawa bersama mereka lagi? Aku masih ingin bersama mereka, tapi aku sakit menahan pilu ini.. hanya diary ini satu satunya pilihan untuk aku beri curahan tentang pedihku..
Kadang jiwa akan semu jika cinta itu tak datang, tapi aku tak bisa taruh ego disaat seperti ini, dia telah beri aku bahagia. Dia menaruhnya mungkin sangat kokoh. Ssigma, aku mencintaimu. Tapi dibanding kamu, aku lebih mencintai Allah dan ayah bunda-kuJ
Ini surat untukmmu ssigma..
Tenyata salama ini bukan pelangi yang menghitam, tapi kanker inilah yang kadang menghitamkan masadepanku. Ketahuilah, aku lebih mencintaimu dibanding hidupku, maka orang di ICU itu.. karna tubuhku sudah tak bisa kau miliki, mungkin mata dan jantung ini masih bisa kau miliki melaluinya.. aku mohon kau masih mau menerima mata dan jantungku.. J dan saat kau pulang dari belanda membawa tulipku, berikanlah padanya.. agar aku bisa lihat semua arti tulip itu melaluinya..
*Aku mencintaimu, sungguh. Kalau aku tak mencintaimu tak mungkin aku bertahan sejauh ini* itu statusmu dulu, aren’t you? Right! J tapi maaf, aku hanya bisa bertahan sampai sini. Jangan salahkan dirimu atau siapapun, karna ini rencana Allah ma, ini rencanya-Nya. Percayalah Allah merencanakan yg terbaik untuk kita. Aku yakin kamu bisa mengimami mata dan jantungku dalam istrimu nanti..
“kenapa lo harus nangis sih hah? Kenapa? Kenapa lo engga ada saat dia butuh lo ma! Kenapa....!!!” jerit inggrit menambahi uraian air mata Ssigma..
“nggrit!” pelotot Ssigma dengan merahnya, urat uratnya berubah menegang, dia tak mau kalau harus semua orang menyalahkannya. Dia merasa tersalahkan lahir dan batin. Dia merasa dulu telah tersia siakan atas kurang perhatiannya pada Shela, kenapa harus dia tak mengetahui semua kepiluan Shela. Dia marah pada Shela atas Kediamannya selama ini, tapi dia tak bisa berkata ketika kenyataan telah diubah oleh Tuhan. Tuhan yang berkehendak sekarang, manusia sepertinya harus diam dan merenung betapa bodohnya ia harus tidak mengetahu apa yang Shela ingin dan rasakan dulu..
“nggrit udah, dia butuh ketenangan.. Tuhan udah atur semuanya, kita tinggal rasakan” ceramah Vino..
“maksud gue biar lo tau! Cinta itu gak butuh menunggu!!” emosi yang tadinya diredam keluar dengan seadanya.. seakan kemarahannya pada Ssigma harus terungkapkan.
“iya gue salah! Gue salah! Puas lo semua! Puas!” jerit dihatinya sambil pergi dan diam, dan dia pasti pergi ke tempat itu.. ICU..
***
Ssigma menggenggam tangan Shinta dipernikahan Vino dan Inggrit. Dia tak mau kehilangan kesempatan ke 2 nya.. karna bulan depan, waktunya mereka yang duduk manis merebuti bakakak di pelaminan..
***
“gimana keadaan kamu sekarang? Sudah boleh pulang?” dia berani menatapkan wajah pada manusia di ICU ini karna dia tau bagaimana fungsi jantung, walaupun jantung itu di donorkan pada orang lain tetap saja apa yang dirasakan sekarang akan sama seperti yang dirasakan pemakainya dulu. Jadi, Ssigma tak pernah ragu dan tak mau menyi-nyiakan mata dan jantung elok yang masih disisakan pemakainya dulu..
“hmm lumayan, kata dokter 1 minggu lagi aku boleh pulang dan aku.. mau ikut ke pernikahan Inggrit.. J!” jawab Shinta bersemangat. Selama keluarganya telah tinggalkan ia dalam kecelakaan yang memberikan trauma itu, dan selama hidup ke 2 nya dengan jantung serta mata baru yang ia miliki.. dia disemangati oleh mereka yang betul betul memang bersahabat. Tanpa dengki ataupun pilih pilih teman dekat dalam prsahabatan itu, baru ia rasakan.. ini bukan sahabat, tapi ini adalah keluarga barunya.. baginya..
“apa yang kamu rasakan saat ini padaku?” tanya Ssigma ragu, dia ingin tau bagaimana kerja jantung itu ketika dipindah alihkan, dan ketika ia tatap mata itu.. itu memang Shelo.. mata ber-iris coklat bening itu miliknya, sekarang ada pada wanita berkhijab yang berbeda..
“aku tak tau bagaimana kau bisa bertanya seperti itu, tapi yang kurasakan saat ini adalah aku sangat mengenal wajahmu dalam jantung ini.. rasanya telah lama aku menyayangimu, ini perasaan pertama yang pernah aku rasakan, pemakai jantung ini tulus mencintaimu dulu, aku merasa terlalu beruntung bisa masuk dalam kehidupannya dan bisa mencintaimu begitu saja tanpa harus tau bagaimana awalnya” jawab nya jujur, dia adalah wanita paling tegar setelah Shelo menurut Ssigma. Dia tak peduli seberapa kelam masa yang telah ia lalui ketika harus kehilangan seluruh keluarga dekatnya dan ketika kecelakaan itu tiba, mungkin Shinta memang ditakdirkan untuk tertitipi jantung dan mata orang yang paling ia sayang. Dan enatah apa, rasanya Ssigma harus memeluknya dan menangis kembali saat ini.. kenangan dulu meraung-raung lagi dijantungnya.. dijantunglah ia rasakan semuanya, bukan di hati.. dan ketika ia sakit, sebetulnya bukan sakit hatinya.. tapi jantunglah yang merasa sakit...
“kamu mau menikah dengan ku setelah pernikahan Inggrit dan Vino?” tanya Ssigma yakin dengan tatapan mesranya sembari melepas pelukan hangatnya pada Shinta.. sama rasanya seperti dulu ia memeluk Shela, hanya wanita yang ia peluk kali ini lebih hangat aliran darahnya dan lebih kencang detak gerak jantungnya.. mungkin wanita ini tak pernah rasakan kehangangatan yang Ssigma beri sebelumnya..
“satu misteri yang buat aku takut.. aku takut kau menikahiku hanya demi Shela, berarti selama pernikahan ini dan seterusnya aku tak akan pernah rasakan cinta yang sejati? Apa aku harus terus jadi perantara seumur hidupku?” jujur Shinta
“yang ku tahu, aku mencintaimu saat ini untuk seterusnya..jadi, apa kamu mau? Aku janji, kau adalah yang terakhir dan yang kutahu saat ini, kau bukan Shela...”
“...” wajah memerah cukup kuat menyembunyikan linangan batinnya saat ini, matanya berkaca terisak, lama-lama air mata bidadari inipun turun dari kelopak indahnya, bulu jentriknya sedikit menyapu kelabu yang tadi lewat. Dan korneanya menerawang kebahagiaan yang nyata..
***
Satu persatu manusia berbahagia menyalami bidadari dan bidadara yang sedari tadi berdiri memberi senyum tulus dari bibir-bibir nya.. gaun putih dengan ekor 2 meter dari tudung mahkota mengiasi tubuh elok gadis berwajah mungil bermata coklat blasteran Turki-Indonesianya. Bibir mungil terhapus lip-ice merah muda bening bidadari itu mengembangkan hidung mancung mungilnya.. sungguh indah melihat wajah cerah simpulnya memberi ketenangan pada orang orang yang memperhatikannya, sungguh cantik pula dengan tudung kepala elegannya dan sepatuh hak 5cm cukup membuatnya setara dengan bidadara disebelahnya yang dari tadi pun mengembang kempiskan rona pipi merahnya.. rambutnya masih seperti dulu.. selalu diacak, hanya saja dia memakai lensa kontak abu-abu sekarang.. agar agak terlihat resmi.. sangat tampan dan sebanding dengan wanita cantik disampingnya..
“HAPPY WEDDING DEAR..” teriak Shelo sambil merendengkan tulang pipinya dengan wanita yang menjadi ratu malam ini..
“makasi mbak, makasi udah dukung aku untuk hal serius yang satu ini, makasi banget! Aku kuat dan seberani ini karna embak, dan juga pemilik jantung ini.. ini semua demi Shela..” suara lembutnya keluar bersamaan dengan air matanya lagi...
“Allah yang udah atur semua ini, dan satu lagi.. jangan panggil gue embak.. Shelo aja, haha gue ga biasa kali neng..” kekeh Shelo padanya..
“hehe iya Shel..” jawab Shinta sambil merangkul tubuh Shelo. Seperti sedang menuang rindu kelihatanya. #BERSAMBUNG..

Cerpen, judul : Tulip Merah 1



          Shinta datang menghampiri Ingrit yang sedang duduk berkumpul bersama Vino, Ssigma, Shelo, dan juga Rasya yang sedang menggendong Shera baby-nya. Membawa-kan se-talenan teh hangat yang dibeli-nya sewaktu hanimun ke Jepang bersama suamin-nya.
“ini teh-nya. Diminum yah. Enak banget deh.” Suguh Shinta. Yang tanpa disadari memberi trauma bagi Ingrit. Seharusnya bukan dia yang disini menurut Ingrit. Tapi bagaimana pun didalam mata dan jiwa-nya ada sahabat yang membawa-nya dalam perubahan.
“gue liat album dong Ma. Album yang itu” pinta Shelo. Sambil menunjuk album tebal sekali yang seakan menyimpan banyak memory. Album itu berwarna hitam dengan setangkai bunga tulip berwarna Merah yang terlihat kokoh di tengah-tengah album itu.
“ya ambil aja, lo canggung gitu sih. Berapa abad lo sama gue?” jawab Ssigma meng-iyakan
“hehe” cengenges-nya seraya mengambil album biru yang telah menguning itu.
Satu tetes air mata Shelo jatuh, menandakan ke-tidak yakinan-nya untuk membuka lembar ke-dua dari album itu.
@@@
“eh Shelo ke kantin yu” sapa Shela dengan cemprengnya.
Dering bell berbunyi nyaring di telinga kanan Shelo, yang pasti bikin telinga-nya jadi setengah berdengung karna terlalu sering berdekatan diri dengan Shela. Bell itu bukan bunyi tanda masuk sekolah ataupun tanda masuk istirahat dan sebaliknya, tapi bell murni entah dari perut ataukah dari tenggorokan kembaran-nya itu.
Yap benar, mereka memang kembar tapi tidak bagi sebagian orang karna wajah mereka berbeda. Dari ujung rambut hingga ujung telapak kaki mereka berbeda sekali.
Misalnya Shelo: rambut agak bergelombang sepinggul, mata sipit, idung mancung, berlesung pipi, bibir sensual, kulit putih. Bisa dibilang lebih condong ke arah perpaduan antara manusia korea dan china. Tubuh-nya tinggi kurang lebih 170 cm, tidak terlalu kurus lah dengan berat tubuh-nya yang 50 kg. Sebenernya dia bukan anak blasteran dari korea dan china, hanya saja kebetulan papa-nya keturunan china dan mama-nya masi satu family dengan keluarga keraton kasepuhan cirebon.
***
“eh tante tante, ada girlband dari korea itu liat..” terdengar celetuk anak usia 8 tahun yang hafal betul kriteria manusia-manusia Korea yang kebenaran memang dimiliki oleh Shelo.  Alhasil, Shelo hanya senyum-senyum sendiri dan tak pernah berfikir macem-macem. Tapi berbeda dengan Shela yang memiliki pikiran yang memuak-kan bagi Shelo..
“hei ade kecil, mau foto sama temen kaka? Dia bentar lagi jadi model loh, yang di imigrasi-in sama korea ke indonesia.. ayo sini foto-foto..” jail-nya Shela membuat orang-orang yang tidak tau bahwa Shelo yang sebenernya bukan artis pun menyerbu-nya untuk sekedar foto-foto.
“eh mbak tunggu, saranghaeo.. saranghaeo..” teriak pemuda-pemuda yang menyerbu Shelo, tapi tak Shelo dengar sedikit pun. Yang ada Shela malah cikikik-an sendiri.
“hei Shela gila, lo mau gue lecet-lecet dicakar masa apa?” amuk Shelo seraya berlari menghindari masa-masa yang heboh itu sambil menarik tangan Shela masuk ke dalam mobil ferary merah-nya itu. Dan alhamdulillah engga kekejar.
Shela S,S: haha. GOKIL GILAA.. Shelo Grittelo sama gue dikira artis sama bocah. Wkwk. Mampus
Komentar Shelo Grittelo: ah elomah gila Shel... cape kan gue jadinya
Komentar Shela S,S: itusih DL yaaa/..... wkwkwkwkwkwkwk
***
Sedangkan Shela: rambut hitam pekat dan lurus di bop sebahu, mata tajam, alis tebel, idung mancung melengkung, bibir agak tebal kecil dan sempurna, kulit kuning langsat. Terlalu timur untuk dibandingkan dengan tubuh shelo. Tinggi-nya pun hanya 165 cm dengan berat badan 52 kg, cukup montok lah dibanding shelo yang perfek itu
Sifat-nya pun berbeda sekali, Shelo lebih dewasa dibandingkan dengan Shela yang manja didepan keluarga-nya tetapi tidak ketika Shela sedang berbicara mengenai cinta dan menasehati siapapun yang menurutnya dekat dengan-nya.
***
“heh kenapa elo Ma?” tanya Shela polos. Dia emang polos banget orangnya.
“eh engga, gue lagi galau aja” jawab Ssigma tanpa memalingkan pandangannya ke arah Shela sedikitpun, tetep lurus. Ssigma itu emang keras kepala, tapi se-keras kepala-nya Ssigma, dia Cuma kalah sama omongan-omongan-nya Shela.
“huh galau melulu lo, emang masi jaman yah 2012 gitu GALAU? pecundang dasar cuma diputusin cewe kaya esania juga, masih cantikan juga gue dari dia.. cewe itu banyak tau, banyak yang lebih dari dia, emang lo masih mau pertahanin cewe yang selingkuhin lo kaya gitu? Ih kalo kata gue sih kelaut aja yang gitu mah udah gaada gunanya! Cari cewe tuh yang bisa bikin lo termotivasi dong, jangan yang bikin duit lo abis Cuma-Cuma gitu. Jangan gaada reaksi gitu dong, Kalo gitu mulu ntar kesambet lohh.. awas aja kalo elo sampe kesambet!” cerewet Shela mulai keluar.
“emang kalo gue kesambet ngaruh ke elo?” singkat Ssigma yang emang ga banyak ngomong biasanya.
“oon ya ngaruh lah, entar yang gotong lo ke UKS siapa kalo bukan gue? Orang dikoridor ini sepi banget, ayo ah maen basket aja sama gue yuk di lapang, mumpung gak dipake sama anak SMP latihan, daripada gue harus beli chochodot anti galau ke garut buat lo, mening gue aja yang jadi anti galau elu yak..? haha, ayo ah maen basket” kata Shela seraya menarik dengan sekuat tenaga tangan Ssigma. Oh iya sekolah mereka emang campur aduk sama SMP.
“iya iya nenek lampir dasar bawel, wlee..” cengeh Ssigma sambil berlari ke lapang seakan mengajak Shela untuk mengejar-nya. Tapi sayang-nya Shela malah langsung bertolak pinggang dan menngerut-kan alis-nya sehingga lebih cenderung terlihat ngambek. Dan tuh kan bener shela itu dewasa untuk memikirkan cara orang biar ngehapus rasa galau-nya itu.
Shela S,S: Ssigma Handsome galau melulu. Bosen dengernya.. @argghhhh...
Komentar Ssigma Handsome: suruh siapa lo rempong ne
Komentar Shela S,S: yee itutuh artinya gue care sama sahabat gue yang agak gila kaya lo ini..
Komentar Ssigma Hendsome: gitu yaa?? Amasaa? Cius??
Tanpa balasan-------------
***
Shelo memang dewasa, itu karna dia jarang dapet perhatian dari orang tua-nya. Dipikiran-nya hanya “bii... mang..” bukan “maa.. pa..”. 
***
“sepi banget rumah lu” ceplos Ingrit melihat suasana rumah yang memang tergolong sangat sunyi dibanding-kan dengan rumah-nya yang memiliki 1 kakak laki-laki dan 1 adik laki-laki.
“ya gimana mau rame? Orang mama pergi pagi pulang malem, lah papa apalagi? Sebulan bisa keitung kapan ngobrol bareng gue” cetusnya. Ya walaupun dia memiliki adik laki-laki, tapi adiknya itu selalu dibawa ke taman sama bik yum ke taman perumahan kalau sore-sore gini.
“oh iya ya” Ingrit merasa tak enak kalu kata-kata-nya tadi kurang tepat untuk dipertanya-kan langsung ke sang penghuni rumah dari sejak balita itu.
***
Dan Shelo cenderung jarang ngomong, dia lebih kalem, simpel, dan romantis banget. Tanyain aja ke si Rasya kalo engga percaya si Shelo romantis, orang mereka lagi bikin acara PDKT  ko Wkwk.
***
Di taman perumahan Grand Permata..
“hello, apekah kamu live here?” sapa Rasya memberanikan diri. Wktu itu rasya lagi bareng sama Ssigma yang sebenerya kenal banget sama Shelo, Cuma dia cengenges-cengenges aja sendiri sambil liat muka si Shelo bingung campur kecut soalnya denger cara ngomongnya si Rasya yang pake logat inggris melayu gitu.
“yes, who are you?” tanya Shelo balik
“i am Rasya, come fromSingapure and will life here today. Can i be your friend?”
“oh yes please, i want study Singapure language with you okay.. hehe” ledek Shelo sudah mulai engeh kalo Rasya itu pake bahasa Inggris
“haha, engga usah lah.. lagipula saya malah yang ingin diajari bahasa indonesia” tempas Rasya menggunakan bahasa indonesia yang sebenernya emang dia bisa. Orang dia udah 1 tahun di indonesia ko, Cuma Shelo-nya aja yang engga engeh dengan keberadaan orang baru di perumahan ini. Alhasil Shelo malah pergi sambil mendengus jengkel telah dikerjai oleh 2 perjaka yang emang harus diakui ke-gantengan-nya.
Ssigma Hendsome: hahaha.... Shelo Grittelo kena kibul si Bule. Wkwkwk
Shelo Grittelo: waduh gue patut ngehajar cowok besok disekolah!!!! ARGGHHHH
***
Beralih dari Shelo, Kalo shela itu dimanja banget sama bunda-nya. Yang kerja-nya sebagai bos dari para perancang gaun pengantin se-Jawa Barat. tapi sayang papa-nya udah meninggal karna kanker otak yang dideritanya. Waktu itu sih Shela masih kelas 5 SD, uhh bukan kejer lagi tuh si Shela, tapi gak sampe pingsan juga soalnya Shela engga bisa pingsan sih. Tapi untung ada Ssigma dan Shelo yang emang udah kenal dan lengket banget sama Shela melebihi permen babol kali ya..
***
“Shela, berenti dong.. jangan sedih gitu. gue janji pasti suatu saat nanti bakal ada yang gantiin papa kamu, walaupun bukan ngegantiin posisi papa kamu yang sebenernya pasti ada ko yang gantiin kebijaksanaan-nya, kegagahan-nya, kegantengan-nya juga.” Hibur Ssigma
“huaa huaa huaa... engga mau, Shela pengen papa aja gamau papa tiri..” tangis shela meledak
“ihhhh maksud gue tuh bukan papa tiri buat lu, tapi pengganti sifat papa elu itu lohh.. entah itu aku atau orang lain. Itu bakal ada Shelaa.. ah pokonya nanti juga elu ngerti apa yang gue katain” Ssigma jengkel tapi entahlah isi hati-nya yang berbicara tadi.
Shela S,S: cowok itu kadang nyebelin yah. tapi kadang juga bijak
Ssigma Handsome: tadi, apa hati gue yang ngemeng ya??
***
Oh iya ya kan gue bilang tadi Shelo ama Shela kembar? Kebanyakan memperkenalkan sih gue jadi lupa belom jelasin kalo mereka itu kembar nama doang dan kebetulan deket aja gitu, rumahnya aja sebelahan ko. Temen-temennya lebih seneng bilang kalo mereka kembar biadab, haha emang iseng banget tuh mereka.
          Soal the gank, sebenernya gak wajar juga sih dibilang genk abisnya emang gaada ketuanya dan gatau visi misi genk itu apa. Pasti kalo ketemu atau engga berpapasan (jarang sih mereka berpapasan, gimana mau berpapasan? Orang mereka sekelas, se perumahan pula Cuma beda blok doang sih) rumah Shela blok S/08, Shelo blok S/07, Ingrit R/05, Ssigma S/04,  Rasya Q/05, dan Vino Q/04. Engga pada beda jauh kan?
***
Shela, Shelo, Ssigma dan Rasya jalan bersama di taman perumahan yang tergolong elite itu..
“eh itu anak mana sih?” tanya Shela sambil menunjuk ke arah 2 anak laki-laki yang sedang main basket bareng itu. Yang satu berambut ikal, dan yang 1 lagi kelihatan-nya bukan laki-laki? Itu cewe kali.. Cuma rambut-nya kaya cowo.. orang ada buah dada nya gitu, walau belom sempurna karna perempuan yang disangka laki-laki itu masi duduk di kelas 3 SMP. Shela emang gak sering keluar hanya untuk sekedar maen atau santai-santai, dia lebih suka menyibuk-kan diri untuk mengerjakan tugas sekolah-nya dulu baru dia main. Dia emang anak paling pandai setelah Shelo. Setelah-nya baru Ssigma.
“ohh itu yang cowo tetangga beside my house her name Vino Vinalesso, kalo engga salah once again Ingritello” jawab Rasya yakin dengan bahasa Indonesia-nya yang masih amburawut dengan bahasa Ingrris-nya. Cowok ini memang gampang sekali bersosialisasi dengan siapapun.
“kapan elo kenalan Sya?” tanya Shela balik
“si Ssigma juga tau, elo aja yang enggak pernah keluar rumah. You always think about homework!” Rasya ketus.
“huuuh, ya biasa aja kali.. gue dirumah biar pinter, engga keluyuran mulu kaya lo. Dan lo selalu nyiptain angka 0 di buku pelajaran bahasa Indonesia sama Sunda.” Jawab Shela jengkel.
Shela S,S: dasar cowok bule yang nyebelin abisss!!! Kalo bukan lg PDKT sama sahabat Gue udah gue bejek-bejek elo!!
“yee wajar lah, gue kan pindahan. I not over understand about Indonesia and Sunda language!” sengor Rasya balik jengkel
“tapi seenggaknya elo berusa.......” dengan setengah teriak bibir Shela langsung di bekap oleh Ssigma dan membawanya kabur ke barat taman. Cowok ini emang risih-an orangnya, niat-nya sih melerai tapi sayang-nya Shela malah memberi Ssigma oleh-oleh dari gigi-gigi-nya yang sejajar rapi itu ke tangan yang tadi membekam-nya.
Alhasil “awwww. Eh bocah gila sakit tau!” gerang Ssigma
“abisnya elu nyeret-nyeret gue, masi mending engga gue laporin sebagai kasus penculikan anak dibawah umur!” tempas Shela lebih bising dari suara Ssigma.
“iya iya maaf, abisnya elu berantem mulu sama si bule..” Ssigma jawab dengan melas
“abisnya bule biadab itu ngejengkelin tuh, kalo bukan lagi PDKT sama kembaran gue mah itu bule udah gue remukin muka-nya!!” jawab Shela kesal.
“hahaha, emang elo bisa? Bocah emang bisa remukin muka orang gede? Haha...” kekeh Ssigma
“kalo elo bawa gue kesini Cuma buat nambah gue murka mening elo pergi dari sini sebelom apa yang lo jaga gue tendang! Balik ke rumah muka lo bonyok yah MA!!”
“eh jangan dong jangan nek, elo kan baik manis imut lucu lagi” goda Ssigma seraya merangkul pundak Shela yang kebetulan tinggi-nya sebahu Ssigma. Ssigma itu pendiem tapi kalo berlebihan lebay-nya minta ampun! Serasa pengen nonjok kalo Ssigma udah nge-lebay.
“jangan pegang-pegan gue ah. sekali lagi lo bilang nenek. Push up lo depan gue 50 kali.” Jawab Shela yang emang sangat risih sama siapapun orang yang nyolek-nyolek dan apalagi rangkul tubuh-nya kaya gitu.
“eeehhh.. iya sorry sorry. Beli jagung bakar yuk” rayu Ssigma seraya melepas rangkulan-nya dan beralih memasuk-kan tangan-nya kedalam jins logo-nya itu, dan terlihat sekali gaya salting-nya dia dengan menggaruk-garuk-kan sebelah lagi tangan-nya ke arah kepala yang tak gatal sedikit pun itu.
“engga ah takut nyelap di gigi gue. Mening ke si Vino sama ke si Ingrit aja yuk. Tuh si Shelo udah ada disana. SHELOOO...!!! HEII...” usul Shela sambil berteriak ke arah Shelo yang ternyata membuat Ssigma menutup sebelah kuping-nya yang terlanjur berdengung itu.
“idih kampungan, apaan itu NYELAP?? Baru tau gue. Yaudah deh ayo daripada lo bising mulu. Tapi inget, disana jangan buat orang cengo ya” ledek Ssigma.
Tanpa menggubris ledekan Ssigma, Shela langsung meraih pergelangan tangan Ssigma dan seraya mengajak-nya berlari kecil untuk menghampiri Shelo-nya yang tak sedikit pun memperdulikan-nya sebetul-nya. Mungkin karna asyik ngobrol dengan Ingrit teman baru-nya itu.
Ssigma Handsome: yahh tuh cewe kaga ndengerin gue ngemeng.
***
Yang lebih serunya lagi itu, kalo mau berangkat sekolah mereka pasti saling samper kaya anak sekolah dasar aja gitu. Bedanya, nyampernya bukan pake sepedah apalagi jalan kaki, mereka-mah ya pake motor mobil-lah. Kalo mau pake motor yaa mereka calling-ngan dulu deh, kalo pake mobil yaa terpaksa pake mobil Shelo atau Ssigma, soalnya Cuma Shelo sama Ssigma sih yang punya mobil kaena engga dilarang digimana-gimana-in juga sama bonyok-nya.
***
“pake mobil gue apa Ssigma besok ke sekolah?” tanya Shelo ke 5 temen-nya yang lagi ngumpul di taman belakang rumah-nya Shela.
“Shelo aja deh” usul Ingrit
“ogah ah, gue takut ada ompol ade lo lagi sel siapa sih tuh si faldesh. Kemaren juga gue diketawain pas masuk gerbang gara-gara celana gue bau pesing bayi” tolak Vino. Vino emang selalu jadi bahan ketawaan temen-temennya itu. Bisa dibilang edan eling-lah lawak-kan-nya itu, soalnya dia kadang bikin ketawa orang karna sengaja dan bisa juga engga sengaja dan kebetulan aja gitu apesnya dia jadi ketawaan karib-nya sendiri.
“hahaha....  resiko elo” tawa Rasya dengan cadel-nya dia
“apa sih lo bule. Lancar bilang (R) dulu aja sonoh!” balas Vino
“yaudah atuh pake yang Ssigma aja” usul Shela
“duh mobil gue di bengkel nek” ledek Ssigma. Shela emang suka disebut “nenek” soalnya suaranya itu cempreng, bawel lagi. Sempurna sudah... wkwk
“huh, mobil lu butut sih” Shela ketus bin sebel
“haha, si nene cembetut.. eh Vino, siapin bumbu buat masak sayur tutut gih.. hahaha” tawa Ssigma puas karna udah nyihir bibir imut Shela menjadi santapan lezat.
“heeehhhhh dasar tower” Shela makin kesel, kenapa satu temen-nya ini sering banget bikin dia jengkel.
“haha, yaudah yaudah pake motor aja yuk” usul Shelo masih menahan tawa
“engga ah, entar rambut bop gue acak acakan kalo pake helem” ego Shela keluar
Lantas bagaimanakah gerangan? Bingung kan kalo Tuhan berkehendak memogok-kan mobil Ssigma yang kedudukan-nya sedang di idam-idam-kan anak-anak ini.
Ingritello Messy: Masa iya harus naek bajai. Engga ada yang lain apa.
Komentar Vino kecew: ada ontel gue mau enggak lo?
Komentar Ingritello Messy: ogah ah, mening gue pake motor sendiri
Komentar Vino Kecew: becak aja deh. Gue panggilin mang ando.
Komentar Ingritello Messy: lo aja nungging. Ntar gue tendang dulu. Baru gue mau naek ontel elo.
Komentar Shela S,S: masi sempet sempet-nya lo ngelawak. Dasar Vino. Bantuin dong mau naek apa nih..
Komentar Vino Kecew: ya elu rempong. Engga mau naek ini itu.
Komentar Ingritello Messy: ya elo juga Vin ngapa gak mau naek mobil si Shelo. Tibang ompol juga. Wkwk
Komentar Vino Kecew: ya elu bisa ngemeng gitu grit, gue mah trauma ah..
Komentar Shela S,S: ah lebay elo mah Vina. Wleee. :p
***
 Vino sih punya mobil sebenernya, tapi nyokapnya itu loh yang cerewet banget takut anaknya keluyuran nggak jelas sama temen-temennya yang sebenernya udah kenal deket banget sama tante Fania (nyokap Vino) sendiri, wajar lah soalnya nyokap Vino pernah trauma pas Vino SD kelas 1, waktu itu papa sama kakanya Vino meninggal gara-gara kecelakaan mobil. Vino sama nyokapnya juga ada didalem mobil, tapi alhamdulillahnya mereka selamat (ya kalo engga selamat mana ada di  cerpen gue nama VINO) tapi cerewet-cerewet juga tante Fania berhasil buat anaknya jadi koki terhebat yang kita kenal loh.. jago banget tuh si Vino dalam urusan masak memasak. Jago beres-beres rumah lagi, pokonya ke-ibu-an banget deh. Tapi tetep, jiwa nya itu cowok walau kadang lebih sering dipanggil dengan sebutan Vina daripada Vino.
***
“eh na elo engga masak hari ini?” canda Rasya terkekeh dengan bahasa-nya yang udah hampir 90% bisa dikatakan lancar bahasa Indonesia.
“apaan sih lo Sya, mau gue masakin pai tai kebo hah?” sungut Vino yang gak lama mendatangkan ketawa heboh-nya Shela.
“hahahahaha........ gue pengen dong pai muka lo, ada nggak Vin?” kekeh Shela
“pai muka orang ganteng mah abis, adanya pai muka buteknya si bule tuh mau gak lo? Cuma rasayanya pait campur asem gitu, abis mandnya juga sehari sekali” tempas Vino
“eh mbak Vina, gue juga pengen pais rambut ikal elo dong yang kaya penghuni garut itu alias mbeeeee.... wkwk” Ssigma mulai ikut campur
“ntar gue smooting dah rambut gue biar gaada menu pais rambut ikal, ntar gue ganti pake pais ingus lo Ma” Vino makin kesel
“eh gue mah engga neko-neko deh riquest food ya, gue pengen baso urat dari urat lo yang katanya kekar itu tuh..” campur Shelo. Badan Vino emang tinngi, kekar, putih, rmbut ikal agak jabrik. Dan engga lupa kalo Vino itu di-behel.
“lo ngemeng engga neko-neko, emang ngeluarin urat dari badan sisfek gue yang ganteng ini engga neko-neko hah??” tempas Vino lagi makin kesal tapi sambil membanggakan diri-nya sendiri.
“haha, pede lo. Se ganteng-gantengnya elo engga bakal bisa ngalahin gantengnya kambing-kambing garut gue, lagian elo tetep langsing ko dimata gue ko Vina” cercah Ssigma. apa Ssigma emang punya kambing segudang di kampungnya, Cuma diurusin-nya sama mang Samsul di garut. Mereka juga pernah ke kampungnya itu. diem di villa-nya dan emang sejuk banget. Waas deh pokonya. Karawangmah kelaut deh beda banget.
...
Ssigma Handsome: gue kangen banget GARUT.. apa.. gue datengg
“garut.. “ embus Ssigma hampir tidak terdengar oleh Shela
“Ma, kambing lo udah pada kerek yah? Kasian mereka ngantuk, cape lagi abis seharian maen” ucap Shela melas.
“lo engga kasian gitu sama gue?” jawab Ssigma envy
“ngapain kasian sama lo? Elo aja engga kasian gue menggigil gini disini. Kerawang sama garut beda tau. gue ga biasa” tempas Shela seraya menekuk lutut-nya dan menempel-kan dagunya ke lutut-nya yang sedang ditekuk diatas kursi balkon.
“ya elo bego, udah tau sekarang tuh udah malem, di garut lagi. Masih aja pake baju pendek”
“ya gue gatau, elu bukan-nya ngingetin. Gue gabawa jaket tau. Sebener-nya udah bunda siapin Cuma gue kelupaan engga kemasuk-kin ke koper gue ini nih. Kalo ada bunda gue pasti udah dibawain selimut sama susu coklat panas.” Rengek Shela yang sebenernya kangen plus hawatir dengan keberadaan bunda-nya yang sendirian di rumah.
“terus gue harus bikinin lo susu kambing dan bawain lo selimut? Manja banget sih lo nek” tanya Ssigma. Yang ternyata membuat air mata Shela tumpah. Shela emang gampang banget nangis kalo hati-nya udah kerasa sakit. Nyesek menurut-nya.
“Gue pengen pulang besok” tanya-nya sambil terisak mengharukan. Mata-nya memerah, bibir-nya kaku, air mata-nya mulai turun bergantian. Membuat Ssigma terkejut karna baru kali ini Shela dibuat-nya menangis hanya karna ucapan-nya yang sebener-nya emang sering seperti itu pada Shela. Mungkin karna Shela rindu bunda-nya juga karna sudah 3 hari liburan akhir smester dia di Garut.
Ssigma dibuat-nya cengo. Dan langsung menghampiri Shela yang sedang duduk. Dia lebih memilih posisi berdiri dibelakang Shela dan membuka kemeja-nya untuk menimbun tubuh hangat Shela. HANGAT? Ya benar sekali tubuh-nya hangat. Yang mengartikan kalau dia mulai demam.
“maafin gue Shel, gue kira elu becanda. Lo anget, kedalem yuk.” sambil beralih 180 derajat dari belakang ke depan-nya Shela seraya menghapus air mata yang buat-nya tertegun merasa sangat bersalah.
“jangan pegang gue. Hati gue lagi sakit dan engga mau diganggu sama cowo kaya lo” itu jawaban hati-nya yang dalam. Sambil terisak dan seperti biasa. Kalau Shela udah nangis, pasti lama.
“Shelo mana?” isak-nya
“Shelo jalan-jalan sama Rasya pake motor Rasya sambil beli chochodot di kota buat cemilan katanya (mereka emang udah jadian pas sebelom ujian kenaikan kelas), Vino di ruang tv lagi nonton OVJ, Ingrit ada di dapur lagi buati lo susu basi tuh” jelas dan ejek Ssigma yang sangat tidak lucu menurut Shela (yaiyalah, orang lagi marah dibecandain)
“mau apa lo disini terus?” tanya Shela
“mau bilang cinta sama lo” hati Ssigma ikut berbicara
Shela S,S: Huhh cowok itu mulai gomball deh...
Komentar Ssigma Handsome: gue cius ne
Komentar Shela S,S: amacaa? Miapa??
Komentar Ssigma Handsome: migoreng, mikuning, miaby juga ada
Komentar Shela S,S: huuuu...h dasar
“gak usah gombal yah, gue lagi benci sama lo. Gak usah cari perhatian gue. Gausah bikin gue geer. Gausah bikin gue tambah murka sama lo. Dan yang pasti gue gak suka sama cinta! Lo tau kapan gue terakhir pacaran? Pas kelas 3 SMP, dan semenjak ayah gue mati lo inget kan ma? Kapan? Gue engga pernah mau punya cowo lagi. Karna ayah gue aja yang katanya cinta malah ninggalin nyokap gue tuh” tangis Shela makin menjadi
“lo masih inget ucapan gue pas bokap lo mati Shel?? Lo engga amnesia kan? Masih inget kan lo?” jawab Ssigma meyakinkan
“engga. Gue ga inget. Dan gamau inget. Elo dan cinta lo itu bulshyit!”
“gue bisa buktiin ko kalo gue engga bulshit, lo mau liat gue terjun ke lembah sekarang?” kata Ssigma yakin
“gue jelek, gue agak berisi, gue pendek. Gue engga se-kalem esania mantan terakhir lo itu yang gaul, juga engga se-perfec deara cinta pertama lo yang cantik itu, dan engga se-pinter mantan yang lo juga tuh si jelita. Mana mungkin lo mau apa adanya sama gue yang engga ada apa-apanya banget kaya semua mantan lo itu” jelas Shela yang masih terisak menahan air mata dari kejujuran-nya soal keterbatasan
“nah itu lo tau, lo emang engga cantik, lo emang engga perfec, lo emang engga dewasa. Artinya gue emang cinta apa adanya sama lo, bukan karna gue cinta ada apanya sama lo. Lagian gue juga gatau kenapa gue suka sama lo. Yang gue tau lo itu beda sama mantan-mantan gue yang gue sukain apa adanya. kesempurnaan itu punya Tuhan Shela Sofhie Sigia... nilai agama lo berapa sih? Elu solat kan? Iya sih walau gue tau belom 5 waktu.. ” Ssigma menasehati, kalo urusan solat sih Ssigma paling rajin.
“bodo ah dingin gue. Susu belom dateng lagi. Muka lo kenapa diem depan muka gue juga! Risihin gue aja! Pergi lo sana. Tuh ambil kemeja lo, gue gak butuh. Kemeja tanpa ikhlas gabakal nambah anget, malah makin dingin”
“heh Shela.. heloo? Lo buta? Lo gabisa liat hati gue? Liat makan-nya mata gue, lo liat gue lagi becanda apa engga?” dengan dingin dia sengaja menatapkan mata coklat bening-nya yang di balut kacamata hitam tebal min setengah itu dan rambut awuk-awuk-an tapi malah terlihat lebih gentel, gagah, dewasa, dan kata-kata-nya itu loh sangat biajksana. Sama kaya apa yang dia janji-n pas ayah Shela meninggal. Dan ia melihat ada ketenangan yang sangat dahsyat sebenarnya diantara mata coklat bening-nya dan mata seorang didepan-nya itu.
Shela S,S: SEMOGA DIA serIUSSS....
...
“terus terus deh terus, elo Ingrit kenapa engga sekalian aja pesen makanan ke gue hah? Biar sekalian gue mati kutu depan lo juga” ambruk sudah benteng kesabaran Vina, eh salah Vino maksud gue. Ya gimana engga kesel? Dari moyang-nya juga engga ada yang namanya orang 1 lawan banyak yang menang yang 1 itu.
***

Tapi Beda lagi sama Ingrit, inggrit sih gapunya mobil tapi motor-nya ninja mamen.. Ingrit itu tomboy abis, sukanya aja warna item, tapi pantes sih sama badannya yang mungkin sebanding sama Shelo, Cuma Ingrit itu rambutnya item, lurus, sering di kuncir kuda. Putih, alisnya item, matanya mencolok tajem, idungnya mancung banget kaya orang india.  Jalan-nya juga udah mirip cowok egang begitu (engga terlalu lebar sih egang-nya, ah pokonya lo bayangin aja deh sendiri gimana cara jalan cowo-cowo di sekolah lo, nah samain tuh sama si Ingrit cara jalan-nya). Biar engga terlalu banyak cincong, pokonya dan intinya si Inggrit itu tomboy aja.
***
Shela S,S: tanya engga yah? Tanya engga yah? Tanya engga yah? Yaudah deh tanya aja.
“grit elo tomboy amatan knp sih?” tanya Shela polos
“takdir kali ne” jawabnya padat
“maksudnya apa gitu yang bikin lo buat kaya cowo gini?”
“nama gue aja Ingritello messy. lo tau kan kaka gue cowo? Lo tau kan ade gue juga cowo? Dan lo tau kan gue dirumah sama siapa? Sama bokap doang ne.. siapa yang mau ajarin gue tentang ke-ibu-an. Lagian kaya-nya takdir gue ketuker deh sama si Vina.. hehe?”
“oh iyaya.. haha elumah dasar ada-ada aja grit. Maaf nih ya kalo bolehtau elo mau engga jadi cewe kaya Shelo?” tanya Shela bijaksana bagaikan wartawan yang sedang fokus bertanya pada narator-nya itu.
“mau sih ne, ada gua juga rasa pengen jadi cewe tuh..” harap Ingrit.
“apa salah-nya kita coba? Biar bukan Shelo doang yang bisa jadi cewek perfec. Kita juga bisa ko. Grit, lo mau pake kerudung engga? Gue pengen grit. Gue pengen kaya bunda gue” harap Shela
“ayo, ne.. niat lo tuh bagus banget. Tapi berkerudung itu resiko dan amanat-nya itu gede ne.”
“iya gue tau Grit.. tapi gue baca di buku apa  gitu tuh judulnya. Yang isinya tuh gini nih:
1. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab? Sebab, Dia akan tutup Aurat
2. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab? Sebab, Dia akan jaga maruah pada diri
3. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab? Sebab, Dia cantik
4. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab? Sebab, Dia tidak akan tunjukan kecantikan kepada orang lain
5. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab? sebab, Dia anak soleha
6. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab? Sebab, Dia patuh pada orang tua dan saudara-saudaranya
7. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab? Sebab, Dia menghormati orang lain
8. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab? Sebab, Dia takut apabila dia tak pakai jilbab orang akan liat dia cantik dan ada niat yang tak baik terhadap dirinya
9. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab? Sebab, Dia ingin jauh dari fitnah
10. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab? Sebab, Dia tidak akan menyusahkan orang lain
11. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab? Sebab, Dia akan dapat pahala
12. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab? Sebab, Dia dapat menghindari maksiat
13. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab? Sebab, Supaya dia dapat menjadi contoh para perempuan lain
14. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab? Sebab, Supaya lelaki yang beriman saja yang suka dia
15. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab? Sebab, Dia dengar seruan Rasullullah
16. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab? Sebab, Dapat mengurangkan nafsu lelaki
17. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab? Sebab, Rambut adalah mahkota baginya
18. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab? Sebab, Dia tak akan ditarik rambutnya, digantung dengan bara-bara api dan dan dibakar dengan dahsyat di akhirat kelakbelum selasai Shela bicara dengan mata yg entah melihat apa diatas sanada bukan ngomong sih sebener-nya itumah sama aja nalar. Ingrit udah kebingung-an dengernya. Dan mengakui bahwa ingatan anak itu sangat tajam.
“cukup ah gue bukan ahli nyimak hafalan orang.. yaudah deh gini aja, elo pertahanin tuh ya niat mulia elo itu dan jangan sampe ilang tuh niat. dan lo pikirin mateng-mateng sampe lo siap ne. Nah sekarang ayo jalanin dulu harapan gue. Sekalian elo mikir-mikir tentang apa harapan lo itu, oke.”
Ingritello Messy: wanita itu memang lebih dewasa. Subhanallah.. doa gue selalu buat lo ko sayang.
***
         #BERSAMBUNG...