***
Mm, kalo Rasya
itu orang Singapure pindah ke Indonesia sejak dia kelas 1 SMP. Orangnya
ganteng, tinggi, putih, romantis juga sama kaya pacarnya itu si Shelo. Alisnya
itu loh yang tebel, gayanya simpel, ah pokonya mirip deh sifat-sifatnya sama si
Shelo. Emang jodoh kali ye? Dia tinggal sama tante dan om-nya disini,
nyokap-nya sih tetep ada di Singapore. Cuma dia aja yang pengen tinggal di
indonesia sama tantenya walau sebenernya engga diizinin sama momy-nya itu..
***
“momy, i want life in indonesia with uncle and aunt” kata
Rasya
“why?” momy-nyamenjawab heran
“i don’t know? But i must life in Indonesia”
“not. I not belive you Rasya.. ”
“oh momy.. please mom...”
Dan begitulah seterusnya gombal Rasya keluar hingga akhirnya
momy-nya itu mengizinkan-nya untuk tinggal di Indonesia dengan ancaman-nya yang
katanya “i will die if i not life in Indonesia” sebenarnya agak aneh sih dengan
ancaman itu momy-nya langsung mengizinkan-nya untuk tinggal di Indonesia,
mungkin bukan itu yang membuat momy-nya mengizinkan-nya. Bisa saja sudah capek
dia mendengar rayuan gombal anak-nya itu yang terus merengek. Berisik yang
menurutnya risih.
***
Rasya sebenarnya tipe cowok yang suka bikin pesta.. dan
kebetulan akhir-akhir ini dia emang udah ulang tahun. Yap betul, pada 01
Januari umur-nya akan genap 17 tahun. Terlalu tua sih untuk anak kelas 3 SMA.
Kalo Shela sih udah kelewat.. ultahnya tanggal 24 agustus. Shelo 23 juni.
Ingrit 26 july. Vino 29 februari. Ssigma 27 april. Alhasil, voting menunjukan
bahwa Rasya lah yang paling tua.. haha.. dan tahun ini adalah tahun
seventeen-nya mereka. Patut dirayakan.
***
“Shela, di birhday party ini gue pengen lo tampil beda.
Gue ga minta lu tambah rempong dengan apapun itu baju dansa atau gaun lah..
tapi buat gue liat lo lebih dari siapa lo di masalalu Shel. seventeen-nya Rasya
berarti seventeen-nya kita semua. Dan gue juga pengen lo berubah di mana masa
manja lo harus bener-bener lenyap”
Itu sehelai surat paling membingung-kan buat Shela yang
artinya dia harus bener-bener berfikir untuk apa yg bakal dia lakuin tuk selir
hati-nya itu. Entah apa yang ada dipikiran-nya tentang surat Ssigma itu.. yang
harus dilakukan-nya adalah bertanya sama bunda-nya.
Shela S,S: gue tanya bunda ahh, abisnya dia ngebingungin
mulu
“bunda, aku pengen tutup aurat kaya bunda. Tapi aku belom siap
tanggung resiko dan amanat-amanat berat-nya bun” sambil menunduk malu, seakan
dia ingin menutup aurat-nya demi seorang Ssigma.
“subhanallah.. apa yang niat untuk menutup aurat mu nak?”
sungguh pertanya-an yang sulit untuk dipertanggung jawab-kan pula bagi Shela.
“aku memiliki niat ini sudah lama bun, hanya saja dulu aku mengurungkan-nya
karna belum siap. Tapi akhir-akhir ini aku telah melanggar perintah bunda untuk
tidak mencintai seseorang yang sangat berpengaruh dalam perubahan-ku bunda. Mau
sikap-ku atau pun mungkin khimar itu.. ” sambil menunduk dengan rasa malu dan
gemetar takut dimarahi Shela menjawab pertanyaan bunda-nya dengan jujur.
“kamu telah dewasa, walau mungkin belum sedewasa temen-temen
kamu. Orang dewasa itu mampu menentukan pilihan terbaik buat-nya sendiri. Cinta
emang sangat berpengaruh buat siapa pun. Tapi bunda mohon nak, urungkan niat-mu
jika menutup aurat-mu hanya karna cinta pada lawan jenis, itu haram nak. Coba
kamu rubah niat-mu. Rubah niat-mu menjadi niat karna cinta pada Allah SWT.
Untuk meminta ridho-nya.” Bahas bunda-nya meyakinkan-nya. Dan Shela menjatuhkan
satu bulir lagi air mata-nya di depan bunda-nya yang terperanjah langsung
merangkul-nya. Seakan ini air mata bahagia dari-nya dan dari bunda-nya.
Malam minggu, 08 september 2014...
Shela S,S: gue yakin dengan perubahan ini. Semuanya karna
ALLAH.
Shelo Grittelo: dinner bareng Rasya Andresmaly. Semoga so
sweet
Ingritello Messy: terpaksa berubah demi ngilangin
ke-tomboyan gue. Gue bisa.
“hei twins
berangkat yuk..” usul Ingrit yang tak sabar untuk memperlihat-kan
ke-anggunan-nya. Hari ini Ingrit bukan Ingrit yang tomboy lagi, dia berubah
380% menjadi wanita tak setengah-setengah dengan haighilss putih dan dress
se-matakaki warna hitam dibalut sabuk putih ditengah-nya dengan kepala sabuk
kupu-kupu warna putih berkilau. Tidak lek-bong tapi kerah biasa seperti
tang-top dan dihiasi pula dengan kalung kupu-kupu permata berkilau pemberian
mama-nya yang baru kali ini dia pakai. Juga dengan gelang permata simpel dan
kipas berbulu angsa warna hitam-putih. Dan ke-anggunan-nya ditambah dengan gaya
rambut yang di lipat bebas namun rapi dan mempesona terlihat-nya. Ditambah bulu
hias cantik warna hitam-putih sebagai pengikat rambutnya itu. Sangat serasi
dengan gaya berjalan-nya yang tak lagi egang.
“verry amazing Ingrit. You differnt in this night?” sapa kagum
Shelo.
“thank’s, ini juga karna bantuan lo kan?” dia menjawab-nya dengan
senyum-an simpul di bibil mungil-nya dengan sangat anggun. Benar-benar anggun
dibanding sebelum-nya.
“dan lo yakin Shela? Gue bangga. Lo lebih cantik dan sempurna
bagi gue.” Tanya Shelo terperangah. Shelo memakai gaun dress se-lutut berwarna
krem dengan renda yang mengembang sempurna di setengah lengan-nya dan
garis-garis renda sedang berwarna coklat muda yang melilit-lilit di dress-nya.
Sangat serasi dengan dompet persegi panjang warna coklat muda dan haighills-nya
yang berwarna coklat muda juga. Tak kalah anggun dari Ingrit, Shelo memamer-kan
rambut ikal ngembang-nya yang digerai itu dan ia tempatkan di depan pundak
sebelah-nya lagi yang tak ber-renda itu.
“insyaallah grit gue yakin karna Allah” jawab Shela kalem.
Sambil berangkat menuju gang rumah-nya Rasya. Dia sengaja untuk pergi bersama
Shelo dan Ingrit. Dan tidak melewati rumah Ssigma. Karna dia takut
perubahan-nya beralih pada seorang Ssigma yang belum terlihat batang hidung-nya
itu malam ini.
Dan yang lebih amazing..
Shela, Shelo, dan Ingrit sampe didepan rumah-nya Rasya yang
telihat biasa-biasa saja bila dibandingkan dengan melihat dalam taman rumah-nya
yang dirancang sangat romantis dan elegan. Diatas rerumputan rapih itu ada 3
meja (Rasya emang Cuma ngundang the genk-nya doang) kaca berbentuk persegi dan
masing-masing meja disimpan 2 bangku putih bersih yang empuk saling berhadapan
dan desain isi masing-masing meja itu beda-beda. Sesuai kriteria para
masing-masing lelaki dan pasangan-nya yang emang engga tau apa-apa. Para lelaki
sudah duduk berkumpul di atas bangku taman yang agak panjang yang berdiri
dipinggir pohon berukuran 2 meter dengan lampu-lampu hias menggantung yang
elegan dan memuncul-kan warna merah, kuning, hijau dan biru.
Rasya memulai memberanikan diri menjemput Shelo yang masih tercengang
melihat suasana taman dan lilin-lilin diatas kolam renang. Dengan celana krem
dan kemeja coklat dibalut jas warna krem dan dasi wrna krem belang-belang
coklat. Sepatu-nya coklat pula sangat serasi dengan Shelo yang juga serba
coklat dan krem.
“good evening my prety girl? You very special in my special
day” sapa dan rayu Rasya
“good evening too my handsome boyfriend” balas Shelo denga
rayuan-nya.
“Please put your finger
on my hand. And follow me” ajak dan rayu Rasya. Vino mengikuti, dia takluk melihat
Ingrit tomboy-nya itu menjadi se-anggun ini. Dan Inggrit pun takjub melihat
Vino yang terlihat lebih gagah dari hari hari biasanya.
“elo beda grit malem ini. Lo mau duduk sama gue disana
tuh” usul-nya pada Ingrit sambil
menunjuk meja dekat tempat makanan dan minuman ditaruh. Yang diatas-nya
tersimpan vas bunga dengan bunga mawar putih yang masih sangat gress, dan menu
makanan yang berupa: salad dengan mayonice dan steak daging sapi 2. Dan juice
alpukat 2. Selera mereka emang sama daridulu.
“oke ayo.” Senyum simpul Ingrit seakan meng-iya-kan tawaran
cowok bercelana jeans dan kemeja garis-garis hitamputih-nya dengan jam tangan
wateresistant putih ber-permata disekujur angka-nya dengan rambut ikal mulai
panjang-nya yang dikuncir asal.
Berbeda dengan Ssigma, laki-laki ini masih diam di tempat-nya.
Seakan tak mau menjemput bidadari yang sebenar-nya ia nantikan sejak 2 jam yang
lalu. Dia malah masih duduk mengadukan siku dan lutut-nya. Dan mengadukan pula
kedua genggaman tangan-nya ke dagu-nya. Dengan celana levis warna putih-nya dan
baju kemeja biru dengan garis-garis putih elegan-nya dan jam tangan sama-an
dengan Vino. Terlalu tampanlah dengan dibumbui pula oleh kulit putih-nya, juga
hidung yang mancung, bibir merah muda yang pas dengan alis tebal, mata tajam
dan kacamata hitam kebanggaan-nya itu. Juga rambut yang diacak tapi menggoda.
Dia memberi senyum simpul pada wanita di sebrang-nya. Yang mulai
menghampiri-nya.
Dasar cowok engga tau diri pikirnya. Masa cewe yang nyamperin?
Emang aneh kadang-kadang cowok ini. “heh mata empat, mana meja lo?” tanya Shela
sambil mereda emosi-nya.
“meja apa?”
Shela S,S: iiihhh cowok ini sok polos banget sih.
“tuh kaya meja-nya mereka” Shela menunjuk ke meja Rasya dan
Shelo yang diatas-nya disimpan sebuah lilin dalam gelas dan 2 buah juice
strawberry dan spagethy yang sudah mulai kering disapa angin.
“gaada, gue engga bikin”
“terus yang itu buat siapa?” jawab Shela polos sambil menunjuk
satu meja kosong dengan bunga tulip merah segar diadalam vas-nya yang berwarna
bening juga.
“ohh, itu buat tante-nya si bule sama om-nya”
“ohh. Tapi ada tulip-nya..” jawab-nya cembetut sambil
membenarkan pasmina biru muda dibalut ninja putih dan disimpan bunga warna
putih-biru di patokan berkumpul-nya pasmina yang bunda-nya lilit-kan. Dan tanpa
disadari, lelaki didepan-nya itu memperhatikan gaun mega mendung biru
lek-bong-nya dengan baju mangset putih dan jam tangan waterresistan
biru-putih-nya juga dan kalung mutiara bunda-nya yang memperanggun-nya itu. Dan
sampai ke ujung kaki yang dibalut haighills putih-nya juga diperhatikan oleh
lelaki itu.
“duduk sini, gue mau ngomong” ajak Ssigma. Yang emang itu yang
ditunggu-tunggu Shela. Dipersilahkan duduk.
“dari tadi kek! Nyamperin engga, nyuruh duduk juga engga,
lagian dipinggir kolam gini sih tempat duduk lo disimpen-nya. Gaada posisi lain
apa?”
“masi mending gue ajak duduk. Eh duduk-nya engga usah
deket-deket bukan muhrim”
“ihh, siapa juga yang mau duduk dempetan sama lo? Entar parfum
lo yang kamseupay itu meranjah parfum gue lagi.”
“suka-suka gue”
“iya iya.. tadi mau ngomong jadi engga?”
“engga”
“ihhh apaan sih.. gue penasaran tau, elo sih udah janjiin mau
ngomong.”
“baru kali ini gue liat lo pake kerudung. Pake kerudung udah
solat belom lo?”
“kenapa? Cantik yaa? Udah dong” cewe ini emang suka ke-geeran.
“dih narsis amat lo. Pede. Mau sampe kapan pake kerudung?”
“insyaallah selama-nya”
“niat-nya bukan karna gue kan?”
“dihhh njs banget sama-nya narsis lo. Engga lah. Ikhlas gue
Ma. Demi ALLAH ikhlas. Gue shalat ikhlas. Gue zakat ikhlas. Gue sayang sama lo
juga ikhlas. Kata guru agama ikhlas itu: menjalankan ibadah tan...” belum saja
ia lanjut bicara, Ssigma udah membekam mulutu mungil-nya itu dengan
telunjuk-nya.
Shela S,S: upss gue keceplosan bundaa...
“jangan bikin status mulu. Numpuk nanti di dinding gue. lo
keceplosan apa tadi?” tanya-nya menyadarkan kelugu-an Shela yang emang sedang
mengirim-kan status-nya ke dunia facebook.
***
Satu lagi setelah Rasya.. gue belom bahas Ssigma..
Ssigma itu nyokap-nya di Belanda, dan apa-nya di garut.
Biasa-lah brokenhome. Mama sama apa-nya cerai pas dia umur 7 taun. Waktu itu
kaka cewe-nya umur 10 taun. Tapi dia ikut mama-nya ke Belanda.
***
“oke sekarang kita resmi cerai. I’m want my childrens.” Kata
mama Ssigma dengan logat Indonesia-nya yang emang belom terlalu fasih.
“eh hente bisa, ini anak anak gue juga. Jadi saya berhak
ngasuh titipan dari Allah. Enak aja anak gue mau diembat semua” tempas bapa-nya Ssigma denga logat
sunda-indonesia-nya.
“yaudah deh, anda bawa saja anak kebangga-an anda si Ssigma
van fazgie Laatansa itu. Dan gue bawa anak kesayangan gue si Gienara van
dhudhel laatansa” jawab-nya yakin. Seraya keluar dari pengadilan agama kota
Garut.
“apa, mama kenapa cerai?” tanya polos Gien.
“sudah engga cocok.” Jawab mama-nya singkat. Mama-nya lah
pewaris genetik jutek pada Ssigma. Dan apa-nya-lah pewaris genetik ibadah
Ssigma. Berkat rawatan-nya-lah Ssigma jadi rajin dalam beribadah. Dan hafalan
Ssigma adalah juz amma’ dan surah Al-mulk, Ar-Rahman, Yasiin, dan An-nisa. Tapi
sayang.. dengan seiring waktu bermain Ssigma, dia agak-agak kurang hafal Surat
An-Nisa-nya.
“Ssigma sini sama apa, salim dulu sama mama kamu sana. Dia mau
pulang ke Belanda” suruh apa-nya.
“mama, mama harus janji buat temuin Ssigma lagi nanti. Kalo
engga Ssigma yang bakal ke Belanda nyari mama. Tunggu Ssigma di kookenhof nanti
ya ma.” Ucap Ssigma polos dan membuat air mata mama-nya itu jatuh satu persatu.
“iya sayang, mama bakal ketemu Ssigma lagi ko.” Jawab mama-nya
getir sambil memeluk dan menciumi wajah anak-nya itu.
“teh Gien, Ssigma sayang sama teteh” ucapnya datar. Walau
sebenarnya dalam hati-nya nyesek.
“teteh juga sayang sama Ssigma..” ucap-nya sambil memeluk adik
tersayang satu-satu-nya itu.
“apa.. Gien pergi dulu sama mama. Apa hati-hati di Garut.
Nanti kalo udah gede Gien kesini lagi ko pa. Jagain Nara ya apa. Kawinin aja
sama faqi” Ucap Gien sambil mengurai air mata-nya.
“iya Gien. Papa tunggu Gien. Papa sayang ko sama Gien.
Nanti papa jaga kambing Gien sampe punya
anak banyak sama si faqi” jawab apa-nya dengan mata yang memerah lebam karna
kekurangan tidur.
***
Sampe suatu saat emang Ssigma pergi ke Belanda untuk bertemu
dengan mama dan kaka ter-sayang-nya.
***
“mama... kata-nya mama mau ketemu sama Ssigma? Kata-nya teteh
juga mau ke Garut lagi. Eh malah engga.” tanya Ssigma di kookenhof saat dia
telah menemui mama-nya di alamat yang mama-nya tulis sebelum berangkat ke
Belanda.
“Ssigma, kamu sudah besar? Ini Ssigma? Mama tidak nyangka.”
Tanya balik mama-nya yang terperangah melihat Ssigma kecil-nya yang sudah
dewasa dengan wajah berseri karna siraman air wudhu itu.
“iya ini Ssigma mama. Mama kemana aja? teteh mana?” tanya
Ssigma.
“Gien ke Amerika dibawa suami-nya. Dia bekerja juga disana.
Nih surat yang dulu gien tulis buat Ssigma. Tapi belom mama sampai-kan. Mama
takut Ssigma jadi kangen lagi sama Gien sama mama disini” jawab mama-nya
singkat seraya menyodor-kan 5 surat dari teteh-nya itu.
------------lembar pertama
26-06-2009
Ssigma.. teteh sama mama baik baik aja disini. Kamu gimana
kabar-nya? Teteh kangen tau. teteh juga kangen banget sama Shela sama Shelo.
Teteh pengen maen ke Karawang sama ke Garut lagi. Salam buat Shela sama Shelo
dari teteh gituh yah. Kangen banget teteh sama Shela sama Shelo, sama apa dan
kamu juga atuh.. J
-------------lembar ke-dua
11-01-2010
Tanggal-nya cantik yah. Kamutuh kemana aja Ssigma? Engga pernah
bales surat-surat dari teteh. Maaf teteh belom bisa dateng ke karawang. Belom
bisa nemuin apa sama kamu. Gimana kabar kamu, apa, Shela sama Shelo? Baik kan?
Aduh teteh mulai lupa bahasa garut euy.. hehe teteh minta nomer hp kamu atuh.
Biar engga usah surat-surat-an. Kita Sms-n aja yuk
Teteh nitip Shela sama Shelo yah.. awas aja kalo mereka kamu
apa-apa-in. Teteh cubit kamu.
-------------lembar ke-tiga
29-09-2011
Ah teteh mah cape ngirim surat ke kamu teh engga di bales bales
melulu. Teteh beli bunga tulip kesukaan Shela nih.. tadi-nya mau teteh kirim ke
Indonesia buat Shela. Tapi teteh pikir surat teteh aja engga kamu bales-bales.
Ntar kalo kirim bunga malah engga nyampe lagi mahal-mahal teh. Gimana apa sama
kamu cageur? Gimana Shela sama Shelo? Mereka udah gede ya? Kumaha cantik tidak?
Ah teteh mah percaya mereka mah pada cantik yah? Kamu juga tambah ganteng
kaya-nya yah.... haha
--------------lembar ke-empat
27-04-2013
HAPPY BIRTHDAY SSIGMA SAYANGG...
Seventeen yah??? Aduh teteh pengen kirim kamu kado tapi takut engga
nyampe kata mama.. yaudah deh surat aja kirimnya yah. Hehe
Salam buat apa, Shela, sama Shelo yah. Kangen banget sama
cerewet-nya, ketawa-nya, dan cempreng-nya Shela ey teteh mah.. kangen juga sama
mata sipit-nya Shelo. Teteh juga pengen berantem lagi sama kamu. Udah lama
engga berantem. Haha
--------------lembar ke-lima
24-08-2017
Ssigma. teteh minta do’a restu. Teteh mau nikah sama Francisco orang
Amrick. Bos teteh dia tuh.. kamu makin dewasa. Susul teteh nikah yah. Kalo kamu
mau nikah. Teteh kasih tau dong. Insyaallah kalo dikasih tau teteh bakal pulang
ke Indonesia sama mamah.
Surat itu berakhir dengan satu tetes air mata Ssigma. Ya,
hanya satu tetes. Dia jarang sekali menangis. Bahkan tergolong tidak pernah.
Seakan dia tak mau pergi dari Belanda. Hanya untuk menunggu kedatangan teteh
tersayang-nya itu.
“mama sapa siapa saja disini?”
“sepeninggalan teteh-mu ke Amerika 3 tahun lalu. Mama selalu
diem di sini bersama paman-mu” jawab-nya tak kalah singkat dengan pertanyaan
Ssigma.
“uncle van lewis?”
“iya. kapan kamu menikah?” tanya-nya balik. Dengan rambut
sebahu yang di-cat merah berkilau untuk menutupi rambut-rambut putih yang mulai
menyingkirkan rambut-rambut yang hitam wanita tinggi kurus paruh baya itu.
“Ssigma ke sini buat minta restu dari mama. Pulang dari
Belanda Ssigma mau nikah sama perempuan cantik luar dalem ma. Ssigma cinta sama
dia. Dan gak mau sia-sia-in cinta Ssigma sama dia kaya mama sama apa. Apa titip
salam kata-nya ma.”
“amazing. You my the best childern Ssigma. Kamu harus lebih
baik dari mama sama apa-mu itu. Kenapa engga dibawa kesini?”
“iya ma. dia engga mau ikut ma. Katanya dia gamau ninggalin
bunda-nya. Dia takut sehabis pulang dari Belanda dia engga bakal ketemu lagi
sama bunda-nya. Padahal udah aku bujuk”
“ohh, ya sudahlah taapa. Titip salam mama buat dia. Siapa
namanya?”
“Shela Shofie Sigia.”
“nama-nya cantik”
“se-cantik orang-nya ma. Dia suka tulip yang itu. Beli bunga
tulip buat mas kawin dimana ma?” jawab Ssigma sambil merangkul mama-nya dan
menunjuk ke-arah salah satu bunga tulip berwarna merah pekat.
“ayo ikut mama.” Ajak mama-nya. Tapi tak lama sms dari Vino
masuk..
Ma, Shela koma.
Balas: diem ah lo, gue lagi sama nyokap nih. Jangan becanda. Gue mau
beli Tulip dulu buat Shela. Bye.
Ssigma emang tak mau percaya akan sms palsu pikir-nya dari
Vino tukang ngibul itu. Handphone-nya langsung di slient karna tak mau diganggu
oleh teman menyebalkan-nya itu.
Ssigma Handsome: beli tulip merah buat
Shela...
-----
Tapi
di-lain tempat..
Ingrit
duduk menunggui bunda-nya Shela yang sejak 15 menit yang lalu tak sadar-kan
diri diatas ranjang yang kriteria-nya sama dengan tempat Shela dibaring-kan
dengan infus-an yang tergantung dan selang pembantu alat pernafasan yang sudah
2 kali ganti oksigen karna sudah 2 hari Shela diam entah tertidur atau yang
lebih tepat-nya lagi sedang ter-ninabobo-i oleh bakteri penyebab kanker yang
jumlah-nya entah berapa hingga telah menyebabkan jumlah stadium 4 pada
penderita kanker otak seperti Shela. Entah sejak kapan ia mengidap-nya. Ia
memang tak sering mengeluh dan merasakan sakit. Dia tipe orang tegar. Dia tak
pernah bilang dia selalu pusing jika masalah datang menghampiri-nya. Bahkan
inilah bukti nyata bahwa dia menderita kanker otak stadium 4. Kasihan ia, telah
terwarisi penyakit dari ayah-nya itu.
Shelo duduk diam tak bergeming diatas kursi
sambil menatap wajah imut-imut kembaran nama-nya itu. Tanpa sedikit-pun
berfikir akan menelepon atau meng-sms Ssigma yang sedang di benua Eropa sana.
“hai
Shelo.. gue bawain nih aer putih buat lo. Lo pasti haus” suguh Rasya. Disini
memang hanya ada air putih dalam galon Aqua saja.
---------------------tak
ada jawaban.
“Shelo,
lo mau minum?” tanya Rasya
---------------------tak
ada jawaban.
“minum
yuk sayang...” bujuk Rasya
----------------------tak
ada jawaban.
“ayodong
cantik diminum dulu..” rayu Rasya.
----------------------tak
ada jawaban.
“kalo elo
gini terus, selama 1 hari. Mau pingsan juga kaya tante Syifa (mama-nya Shela)?”
---------------------tak
ada jawaban.
“minum
yuk, nanti elo dehidrasi. Aer mata udah keluar kan semalem. Masa elo gamau isi
lagi biar aer yang lo keluarin itu tergantiin. Kalo elo sakit Shela juga sedih
nanti”
“engga
mau. Shela sakit ya gue juga sakit. Gue engga mau dia diem aja gitu. Gue engga
mau dia tidur. Gue engga mau dia gak ngomong. Gue mau dia ketawa lagi. Gue mau
dia ngomong lagi. Gue mau dia yang dulu. Gue engga mauu....” jawab Shelo
dilanjutkan dengan teriakan histeris, tangis dahsyat yang baru Rasya, Vino, dan
Ingrit dengar dan pecahan gelas yang ia senggol dari tangan Rasya. Rasya
langsung merangkul Shelo dan menggenggam tangan Shelo erat agar ia tak
berkutik. Membuat semua-nya terkejut dan membuat pula suster datang dan
menenang-kan Shelo diluar ruang ICU tempat Shela membaring-kan tubuh-nya yang
telah lama tak bemain harapan bersama Ssigma dan 4 teman-nya yang lain. Setelah
tangis-nya tak nyaring lagi. Ternyata dia pingsan menyusul tante Syifa.
2 hari
kemudian...
Vino
sibuk meng.sms dan menelpon Ssigma yang sejak awal ia sms tak pernah di balas.
Ia telpon pun tak aktiv nomer-nya. Kemana si berengsek itu menurut-nya.
Tunangan-nya koma juga tidak ia hiraukan. Bocah bodoh tengik. Dasar Ssigma
bego. Ceroboh pikir-nya.
“Shell
shella, Shela bangun. Tante liat Shela bangun” bisik Shelo diruang ICU pd
dinding-dinding ruangan itu sehingga ter-pantul-kan lewat udara. Refleks semua
yang ada diruangan tersebut mengerumuni raga Shela yang masih melemah..
“jangan
dulu diajak bicara. Biar dia yang memulai” kata dokter nani yang datang tidak
tiba-tiba. Dia dipanggil oleh Vino yang sepertinya beralih provesi menjadi ahli
tukang telekomunikasi semenjak masuk-nya Shela ke ICU ini.
“bunda..
bun..” cari Shela dengan getir membuat siapapun yang dipanggil nama-nya
menetes-kan air mata entah getir mendengar-nya bicara atau tangis bahagia karna
diri-nya telah membuka mata kembali.
“iya
sayang bunda disini.. bunda disini..” jawab bunda-nya rapuh.
“aku
ingin pulpen dan diary-ku bunda..” tak ada yang mengetahui bahwa seorang Shela
yang sangat terbuka dengan sahabat-sahabat-nya itu masih memiliki rahasia yang
ia sembunyi-kan dalam diary tersebut kecuali bunda-nya. Karna memang ia yang
membeli diary itu sebagai kado seventeen untuk-nya. Sayang kalau tak dipakai
menurut-nya. Bunda-nya pun bahkan tidak tahu seluruh isi diary ber-wallpaper
bunga tulip merah itu. Hanya saja bunda-nya tau semua-nya setelah dia masuk ICU
setelah menulis dalam buku tersebut.
“sebentar
yah sayang bunda ambil-kan” jawab bunda-nya. Sementara bunda-nya pergi..
“Shelo,
Rasya.. happy wedding.. semoga kalian bahagia ya nanti.. gue pasti ada ko pas
elo wedding.” Seakan semangat hidup-nya muncul lagi. “Inget, kalian itu udah
tunangan. Jangan selingkuh Sya.. jagain kembaran gue. Lo beruntung banget
dikasi takdir buat kawin sama temen kecil gue ini Sya.. dan Vino.. Ingrit..
congratt yaa.. kalian juga jodoh ternyata. Haha, semua-nya engga tau takdir
Allah kaya gimana. Bukkti-nya Shelo aja yang benci sama Rasya jadi kan? Elo
juga Grit. Ga nyangka banget kan elo bakal kawin sama cowok ininih.. haha. Dan
kalian, engga nyangka juga kan gue bakal begini?” dewasa-nya keluar. Ceria
sekali tampak-nya wanita berkerudung ini yang baru saja sadar dari pingsan 3
hari-nya. Terlihat bahagia bisa melek dan tertawa lagi. Namun tak ada yang tau
kelebam-an hati-nya yang sakit karna tak ada Ssigma disini..
“mana
bun?” lanjutnya bicara karna tak ada yang menjawab ucapan selamat-nya pda
sahabat-sahabat-nya itu.
“nih
sayang. Hati hati, bisa engga?” tanya bunda-nya seraya memberikan diary dan
bolpoint pada Shela dan langsung Shela men-iya-kan dan menulis dalam diary-nya.
“maaf
sebentar. Saya akan ke ruangan sebelah dulu. Karna ada pasien yang baru saja
kecelakaan dan mengalami kebutaan dan jantung bocor. Bisa digantikan dahulu
oleh suster kepercayaan saya ini” ucap dokter terburu-buru setelah menerima
telepon dari salah satu bawahan-nya. Dokter di rumah sakit ini memang istimewa.
Selain ia bisa mengatasi kanker, ia juga multitalenta dan bisa sekaligus
menjadi dokter ahli organ dalam.
“oh iya
dok tidak apa-apa” jawab Rasya yang memang tidak bisa menangis. Dan hanya dia
yang tegar disini. Vino? Ah dia kelaut. Dia udah netes tuh tanda
ke-pria-an-nya. Dokter keluar ruang ICU.
-----
“Mama,
Ssigma disini 3 minggu aja yah. Kasian Shela disana pasti kangen sama Ssigma.
Hehehe... lagian Ssigma juga khawatir sama dia. Entar kelamaan engga jadi lagi
kawin-nya ma..” usul-nya sambil tertawa. Antisipasi agar mama-nya tak marah
juga.
***
Akhirnya pun kisah cinta Shelo dan Rasya berakhir di
pelaminan.
***
“happy hanimun yaa.. semoga hubungan kalian baik-baik aja
sampe nene nene kake kake. Haha.. amin” do’a Vino pada kedua mempelai yang
sedari tadi berdiri menyalami masyarakat yang mereka kenal satu persatu.
Ribetnya disertai gaun putih bersih Shelo yang mengangsar 10 cm di karpet merah
seperti duplikasi dari gaun kitte midelton dan sanggul kecil yang ramai dengan
bunga dan mahkota berlian kecil juga kalung berbentuk mahkota berlian yang tergantung
indah di dada putih Shelo sebagai salah satu mas kawin dari Rasya dan yang
terindah adalah cincin emas putih murni 24 karat yang melingkar serasi di jari
manis Shelo dan Rasya. Dan sepatu ber-hakk yang tingginya hanya 4 cm.
“haha, iya makasi Vina.. cepet nyusul tuh ama your baby” jawab
Rasya dan tawa bahagia Shelo mengembang di bibir merah-nya sambil melirik ke
arah Ingrit yang senyum senyum sendiri melihat ledekan Rasya.
“heh malah senyum-senyum sendiri lo ngrit.
“semoga dia melihat dari atas sana.. semoga dia tau..”
“hey, happy wedding Shelo.. tante datang bersama surat ini..”
“tante.. gimana kabarnya? Satu tahun lalu aku ga ketemu tante.
Tante pindah gak bilang bilang pula.. aku udah anggep tante bunda aku sendiri,
dan aku mengerti. Semua ada dalam campur tangan tuhan.”
“sudahlah, telah berlalu sayang.tante juga sayang kamu. Kalau
rindu tante pasti kunjungi kamu ko.. jangan khawatir” hibur wanita paruh baya
itu.
***
Vino malah menikah dengan Ingrit 1 bulan setelah pernikahan
Shelo dan Rasya.
***
Klik klik klik. Bunyi
deretan kamera memotret suasana sederhana tapi elegan di dalam gedung alamsari
itu. Para photografer pun berhasil me-memorykan senyum bahagia mereka. Juga si
pemilik wajah anggun itu yang bertudungkan konde elegan dengan bunga putih yang
mengelilinginya. Bersama rasya, shelo, dan ssigma mereka memasang potret penuh
bahagia namun menyimpan sedikit duka di hari pernikahannya itu. Vino dan
inggrit berbahagia setelah 2 cincin yang sama terpasang di di masing-masing
jari manis mereka.
“congrat yaa.. ternyata,
gausah cari yang jauh juga buat jodoh. Yang deket pun jadi kan?? hehe”
cengenges rasya
“haha iya sya, Tuhan akan
beri yang sebanding dengan kita. Tuhan tau apa yang terbaik buat kita. Pasti,
Tuhan pasti mendengar keinginan kita. Dan jika Tuhan menginginkan sesuatu, maka
‘kun fayakun=jadi maka jadilah’ iya kan? ” seolah Ingrit mendamba Shela ada
saat mereka tertawa dan berbahagia hari ini.
***
Tapi Ssigma berbeda, dia
kehilangan jiwa eloknya yang pergi tanpa pamit. Dia bersama Shinta menyalami
Ingrit dan Vino dengan mata masih meredam luka 3 bulan lalu..
“hei.. 1 bulan lagii
tinggal kalian..:) ” ledek Shelo pada Ssigma dan Shinta.. dan Shinta tersipu
malu..
***
Riak air mata di ranah itu
dipandangi Ssigma, tak peduli ia akan dikata lemah. Yang pasti ia terpukul tapi
bukan karna ia kehilangan sosok puan itu, tapi ia terpukul karna telah
kehilangan lebih dari ribuan sel cinta untuknya yang ada pada jiwa puan itu.
Dan disaat puan itu memilihnya untuk jadi 1 kontak mata yang berpapasan untuk
yang terakhir kalinya, ia malah sedang ada di ranah lain.
“Ssigma, ada ribuan derita
yang harus kamu baca.. miliknya, ini” ucap bunda Shela lirih sambil memberikan
diary kecil dengan tebal kurang lebih 5 cm dan sampul biru tua yang ditengahnya
diberi ulasan warna merah membentuk bunga kesukaan pemiliknya.
“makasi, hmm.. bunda”
jawabnya dengan isak seraya mengambil alih diary keramat itu.
Satu persatu halamannya ia
buka, dan baca.. dan dilembar inilah Ssigma terurai..
Ya allah, aku ini milikmu..
mungkinkah kanker otak ini yang akan mengantarku kembali padamu? Aku selalu
bahagia, asal orang-orang tersayangku tidak juga merasakan kepedihan ini J. Selamat malam.
Demi Kau aku katakan bahwa
derita ini semakin menjadi.. aku sakit.. sangat sakit.. apa aku harus tutupi
ini seperti aku menutupi kehormatanku? Butuh berapa lama aku tertawa bersama
mereka lagi? Aku masih ingin bersama mereka, tapi aku sakit menahan pilu ini..
hanya diary ini satu satunya pilihan untuk aku beri curahan tentang pedihku..
Kadang jiwa akan semu jika cinta
itu tak datang, tapi aku tak bisa taruh ego disaat seperti ini, dia telah beri
aku bahagia. Dia menaruhnya mungkin sangat kokoh. Ssigma, aku mencintaimu. Tapi
dibanding kamu, aku lebih mencintai Allah dan ayah bunda-kuJ
Ini surat untukmmu ssigma..
Tenyata salama ini bukan pelangi
yang menghitam, tapi kanker inilah yang kadang menghitamkan masadepanku.
Ketahuilah, aku lebih mencintaimu dibanding hidupku, maka orang di ICU itu..
karna tubuhku sudah tak bisa kau miliki, mungkin mata dan jantung ini masih
bisa kau miliki melaluinya.. aku mohon kau masih mau menerima mata dan
jantungku.. J dan saat kau
pulang dari belanda membawa tulipku, berikanlah padanya.. agar aku bisa lihat
semua arti tulip itu melaluinya..
*Aku mencintaimu, sungguh. Kalau
aku tak mencintaimu tak mungkin aku bertahan sejauh ini* itu statusmu dulu,
aren’t you? Right! J tapi maaf, aku
hanya bisa bertahan sampai sini. Jangan salahkan dirimu atau siapapun, karna
ini rencana Allah ma, ini rencanya-Nya. Percayalah Allah merencanakan yg terbaik
untuk kita. Aku yakin kamu bisa mengimami mata dan jantungku dalam istrimu
nanti..
“kenapa
lo harus nangis sih hah? Kenapa? Kenapa lo engga ada saat dia butuh lo ma!
Kenapa....!!!” jerit inggrit menambahi uraian air mata Ssigma..
“nggrit!”
pelotot Ssigma dengan merahnya, urat uratnya berubah menegang, dia tak mau
kalau harus semua orang menyalahkannya. Dia merasa tersalahkan lahir dan batin.
Dia merasa dulu telah tersia siakan atas kurang perhatiannya pada Shela, kenapa
harus dia tak mengetahui semua kepiluan Shela. Dia marah pada Shela atas
Kediamannya selama ini, tapi dia tak bisa berkata ketika kenyataan telah diubah
oleh Tuhan. Tuhan yang berkehendak sekarang, manusia sepertinya harus diam dan
merenung betapa bodohnya ia harus tidak mengetahu apa yang Shela ingin dan
rasakan dulu..
“nggrit
udah, dia butuh ketenangan.. Tuhan udah atur semuanya, kita tinggal rasakan”
ceramah Vino..
“maksud
gue biar lo tau! Cinta itu gak butuh menunggu!!” emosi yang tadinya diredam
keluar dengan seadanya.. seakan kemarahannya pada Ssigma harus terungkapkan.
“iya
gue salah! Gue salah! Puas lo semua! Puas!” jerit dihatinya sambil pergi dan
diam, dan dia pasti pergi ke tempat itu.. ICU..
***
Ssigma
menggenggam tangan Shinta dipernikahan Vino dan Inggrit. Dia tak mau kehilangan
kesempatan ke 2 nya.. karna bulan depan, waktunya mereka yang duduk manis
merebuti bakakak di pelaminan..
***
“gimana
keadaan kamu sekarang? Sudah boleh pulang?” dia berani menatapkan wajah pada
manusia di ICU ini karna dia tau bagaimana fungsi jantung, walaupun jantung itu
di donorkan pada orang lain tetap saja apa yang dirasakan sekarang akan sama
seperti yang dirasakan pemakainya dulu. Jadi, Ssigma tak pernah ragu dan tak
mau menyi-nyiakan mata dan jantung elok yang masih disisakan pemakainya dulu..
“hmm
lumayan, kata dokter 1 minggu lagi aku boleh pulang dan aku.. mau ikut ke
pernikahan Inggrit.. J!” jawab Shinta
bersemangat. Selama keluarganya telah tinggalkan ia dalam kecelakaan yang
memberikan trauma itu, dan selama hidup ke 2 nya dengan jantung serta mata baru
yang ia miliki.. dia disemangati oleh mereka yang betul betul memang
bersahabat. Tanpa dengki ataupun pilih pilih teman dekat dalam prsahabatan itu,
baru ia rasakan.. ini bukan sahabat, tapi ini adalah keluarga barunya..
baginya..
“apa
yang kamu rasakan saat ini padaku?” tanya Ssigma ragu, dia ingin tau bagaimana
kerja jantung itu ketika dipindah alihkan, dan ketika ia tatap mata itu.. itu
memang Shelo.. mata ber-iris coklat bening itu miliknya, sekarang ada pada
wanita berkhijab yang
berbeda..
“aku tak tau bagaimana kau
bisa bertanya seperti itu, tapi yang kurasakan saat ini adalah aku sangat
mengenal wajahmu dalam jantung ini.. rasanya telah lama aku menyayangimu, ini
perasaan pertama yang pernah aku rasakan, pemakai jantung ini tulus mencintaimu
dulu, aku merasa terlalu beruntung bisa masuk dalam kehidupannya dan bisa
mencintaimu begitu saja tanpa harus tau bagaimana awalnya” jawab nya jujur, dia
adalah wanita paling tegar setelah Shelo menurut Ssigma. Dia tak peduli
seberapa kelam masa yang telah ia lalui ketika harus kehilangan seluruh
keluarga dekatnya dan ketika kecelakaan itu tiba, mungkin Shinta memang
ditakdirkan untuk tertitipi jantung dan mata orang yang paling ia sayang. Dan
enatah apa, rasanya Ssigma harus memeluknya dan menangis kembali saat ini..
kenangan dulu meraung-raung lagi dijantungnya.. dijantunglah ia rasakan
semuanya, bukan di hati.. dan ketika ia sakit, sebetulnya bukan sakit hatinya..
tapi jantunglah yang merasa sakit...
“kamu mau menikah dengan
ku setelah pernikahan Inggrit dan Vino?” tanya Ssigma yakin dengan tatapan
mesranya sembari melepas pelukan hangatnya pada Shinta.. sama rasanya seperti
dulu ia memeluk Shela, hanya wanita yang ia peluk kali ini lebih hangat aliran
darahnya dan lebih kencang detak gerak jantungnya.. mungkin wanita ini tak
pernah rasakan kehangangatan yang Ssigma beri sebelumnya..
“satu misteri yang buat
aku takut.. aku takut kau menikahiku hanya demi Shela, berarti selama
pernikahan ini dan seterusnya aku tak akan pernah rasakan cinta yang sejati? Apa
aku harus terus jadi perantara seumur hidupku?” jujur Shinta
“yang ku tahu, aku
mencintaimu saat ini untuk seterusnya..jadi, apa kamu mau? Aku janji, kau
adalah yang terakhir dan yang kutahu saat ini, kau bukan Shela...”
“...” wajah memerah cukup
kuat menyembunyikan linangan batinnya saat ini, matanya berkaca terisak,
lama-lama air mata bidadari inipun turun dari kelopak indahnya, bulu jentriknya
sedikit menyapu kelabu yang tadi lewat. Dan korneanya menerawang kebahagiaan
yang nyata..
***
Satu persatu manusia
berbahagia menyalami bidadari dan bidadara yang sedari tadi berdiri memberi
senyum tulus dari bibir-bibir nya.. gaun putih dengan ekor 2 meter dari tudung
mahkota mengiasi tubuh elok gadis berwajah mungil bermata coklat blasteran
Turki-Indonesianya. Bibir mungil terhapus lip-ice merah muda bening bidadari
itu mengembangkan hidung mancung mungilnya.. sungguh indah melihat wajah cerah
simpulnya memberi ketenangan pada orang orang yang memperhatikannya, sungguh
cantik pula dengan tudung kepala elegannya dan sepatuh hak 5cm cukup membuatnya
setara dengan bidadara disebelahnya yang dari tadi pun mengembang kempiskan
rona pipi merahnya.. rambutnya masih seperti dulu.. selalu diacak, hanya saja
dia memakai lensa kontak abu-abu sekarang.. agar agak terlihat resmi.. sangat
tampan dan sebanding dengan wanita cantik disampingnya..
“HAPPY WEDDING DEAR..”
teriak Shelo sambil merendengkan tulang pipinya dengan wanita yang menjadi ratu
malam ini..
“makasi mbak, makasi udah
dukung aku untuk hal serius yang satu ini, makasi banget! Aku kuat dan seberani
ini karna embak, dan juga pemilik jantung ini.. ini semua demi Shela..” suara
lembutnya keluar bersamaan dengan air matanya lagi...
“Allah yang udah atur
semua ini, dan satu lagi.. jangan panggil gue embak.. Shelo aja, haha gue ga
biasa kali neng..” kekeh Shelo padanya..
“hehe iya Shel..” jawab
Shinta sambil merangkul tubuh Shelo. Seperti sedang menuang rindu kelihatanya. #BERSAMBUNG..